Kejadian 41: 35
Mereka harus mengumpulkan segala bahan makanan dalam tahun-tahun baik
yang akan datang ini dan, di bawah kuasa tuanku Firaun, menimbun gandum di
kota-kota sebagai bahan makanan, serta menyimpannya.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Amsal6[/kitab]; [kitab]Yohan16[/kitab]; [kitab]ITawa25-26[/kitab]
Baron Karl Drais
adalah seorang kepala pegawai kehutanan di Jerman yang hidup pada abad ke-19.
Ketika Gunung Tambora meletus, iklim dunia mengalami perubahan secara ekstrim.
Kekeringan yang hebat melanda sehingga menyebabkan kuda-kuda kehabisan bahan
makanan. Di Jerman, kuda-kuda tersebut disembelih untuk bahan makanan dengan
pertimbangan jika kuda-kuda itu terus kehilangan bahan makanan akibat
kekeringan, kuda-kuda itu akan mati sia-sia. Karena kuda tidak lagi bisa
menjalankan tugasnya sebagai sarana transportasi, orang-orang Jerman terpaksa berjalan kaki untuk menempuh perjalanan mereka.
Dari situasi
ini, Karl Drais memiliki ide untuk menggunakan roda agar ia bisa berjalan
menyusuri hutan dengan lebih cepat. Ia membuat satu bentuk sepeda dengan tiga
roda dan dijalankan dengan menjejak-jejakkan kaki ke tanah. Ide itu akhirnya berhasil
dan dia bisa meluncur lebih cepat dibanding berjalan kaki. Temuan ini kemudian dikenal dengan nama Draisienne.
Karena temuan itu,
Karl Drais mendapat penghargaan dari pemerintah Jerman dan dia mendapat gaji
bulanan seumur hidup meskipun sudah tidak lagi bekerja sebagai pegawai negeri.
Sepeda Draisienne ini kemudian dikembangkan dengan menambahkan dua pedal
sebagai pengayuhnya. Maka terciptalah model sepeda seperti yang kita kenal sekarang.
Krisis selalu
menimbulkan masalah yang kompleks. Namun bukan berarti krisis bisa
menghancurkan kehidupan kita secara keseluruhan. Yang terpenting adalah
bagaimana kita menyikapinya. Karena itu, hadapilah krisis yang terjadi dengan
kacamata yang positif. Seperti yang dilakukan oleh Yusuf ketika Mesir terancam
bencana kelaparan. Yusuf menyuruh orang-orang Mesir mengumpulkan bahan makanan
untuk persediaan ketika masa kelaparan tiba (baca Kejadian 41). Dengan cara ini
ia dapat menyelamatkan Mesir dari krisis pangan yang melanda seluruh negeri pada waktu itu.
Renungan hari
ini mengajak kita untuk tetap bertahan di tengah krisis yang melanda. Kita
harus berfokus untuk mencari solusi, bukannya menyerah dan menyalahkan keadaan.
Asalkan kita tetap bertekad kuat, mau selalu mengembangkan diri kita dan jeli
dalam mencari peluang dan memanfaatkannya sebaik mungkin untuk bertahan, kita akan mampu keluar dari krisis untuk meraih kesuksesan.
Sambutlah musim krisis dengan sukacita
karena melalui kondisi itu, kita diajar untuk menembus kemustahilan