Tuhan Tidak Pernah Gagal
Kalangan Sendiri

Tuhan Tidak Pernah Gagal

Budhi Marpaung Official Writer
      6245

Pengkhotbah 3:11

“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu15[/kitab]; [kitab]wahyu21[/kitab]; [kitab]0ayub5-6[/kitab]

Melihat peran aktif yang saya tunjukkan di gereja pada awal tahun, saya berharap dapat melalui 2016 dengan lancar. Saya tidak pernah memohon kepada Tuhan dan merencanakan bahwa saya akan mengalami kekecewaan mendadak di tahun ini untuk mempersiapkan kerohanian saya! Namun, baru-baru ini saya terkejut saat sebuah berita buruk saya terima. Buruk karena itu bukan tentang kesuksesan saya, tetapi orang lain. Hal tersebut meninggalkan saya dengan sebuah pertanyaan besar apakah kegiatan doa dan puasa yang saya kerjakan selama ini sesuatu yang patut dilakukan?

Beberapa waktu lalu, saya melamar ke sebuah proyek dan berharap besar bahwa pihak perusahaan tersebut mengontrak saya. Akan tetapi, hasilnya mengecewakan. Saya tidak mendapatkan kontrak tersebut. Rekan saya yang justru memperolehnya. Dalam perjalanan pulang dari perusahaan yang menawarkan proyek, rekan saya tersebut berterima kasih atas dukungan dan doa yang saya lakukan terhadapnya. Dia sempat menanyakan sebenarnya apakah saya juga mendapat jawaban positif.

Sungguh, saya sangat iri saat mengucapkan selamat kepadanya dan begitu marah kepada Tuhan! Di mata saya, saya lebih berkualitas dan merasa Tuhan seharusnya memilih orang yang terbaik. Saya bahkan berpikir mungkin kekristenan itu bukan untuk saya- saya sepertinya berada dalam agama yang salah! Perhatikan, Anda bisa melihat kesombongan saya dan ketidakdewasaan rohani di dalam cerita ini.

Sebagai pendoa syafaat, saya berdoa keberhasilan untuk orang-orang lain yang ada di gereja saya, dan di sini saya justru mengeluh mengapa saya tidak terpilih! Ampuni saya Tuhan!

Sebagai manusia saya selalu ingin sesuatu dengan cara saya. Saya memiliki pandangan rabun, tidak seperti Tuhan yang mengetahui gambaran besar dan apa yang saya mau di dalam hati saya sebenarnya. Namun, saya keliru mengharapkan Tuhan akan membuat kehidupan saya seperti tempat tidur yang dihiasi mawar, tanpa tantangan atau kesulitan. Saya memperlakukan Tuhan sebagai sesosok jin, melakukan apa pun yang saya inginkan dan Tuhan akan selalu memberkati itu.

Akan tetapi, semua hal bekerja untuk mereka yang mengasihi Kristus. Tidak hanya apa yang saya lihat sebagai yang baik, tetapi juga orang-orang yang saya anggap buruk dalam pemahaman manusia saya.

Sebagaimana saya rindu untuk terus bertumbuh di jalan spiritual saya dengan Tuhan, saya akhirnya memahami bahwa hal itu akan datang dengan pencobaan dan tantangan yang harus saya rangkul sebagaimana saya mencari kebijaksanaan dan bimbingan-Nya melalui semua perubahan babak-babak kehidupan.

Seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego (Daniel 3:16-18) yang menjawab dengan tegas bahwa tidak peduli seberapa panas tungku pembakaran dan mereka tidak akan bersujud kepada para dewa dari dunia, saya telah belajar untuk mengikuti contoh mereka yang begitu teguh mengikuti Tuhan - berbicara kepada diri saya sendiri bahwa tidak peduli seberapa parah keadaan saya, firman-Nya akan masih memerintah dan di sanalah saya letakkan jangkar saya. 

Dalam Kamus Tuhan, tidak Ada yang Namanya Kegagalan. Semua yang Direncanakan dan Difirmankan-Nya Pasti Berhasil!

Ikuti Kami