Berartinya Ucapan ‘Terima Kasih’
Kalangan Sendiri

Berartinya Ucapan ‘Terima Kasih’

Lori Official Writer
      14157

Efesus 5: 20

Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita


 

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu145[/kitab]; [kitab]Yohan5[/kitab]; [kitab]IISam17-18[/kitab]

Dalam Lukas 17 dikisahkan tentang sepuluh orang kusta yang bertemu dengan Yesus diperbatasan Samaria menuju Galilea dan meminta kesembuhan. Kesepuluh orang kusta itupun menaati perintah Yesus agar mereka pergi memperlihatkan diri kepada imam-imam (ayat 14). Merekapun pergi dan terjadilah kesembuhan. Namun kemudian, hanya satu orang saja diantaranya yang kembali menyampaikan ‘terima kasih’ kepada Yesus.

Hal itu membuat Yesus heran. Lalu Dia berkata: “Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain daripada orang asing ini?” (ayat 17-18)” Yesus memang tidak menyembuhkan penderita kusta tersebut untuk menerima ucapan ‘terima kasih’. Tetapi Dia benar-benar menghargai tindakan satu orang kusta yang datang dengan penuh rasa syukur itu.

Dalam Alkitab, tidak ada memang informasi lengkap tentang ibu satu orang kusta itu. Tapi kita melihat bagaimana tindakan pria itu. Kemungkinan sang ibu sudah mengajarkannya untuk mengucapkan ‘terima kasih’ kepada setiap orang yang berbuat baik terhadap dia karena sang ibu menyadari pentingnya makna ucapan ‘terima kasih’. Suatu kali sang ibu mungkin berkata, “Nak, sampaikan terima kasih kepada orang itu”. Dan sang anak menjawab, “Ah, ibu, dia sudah mengetahuinya”. “Tidak apa-apa. Dia perlu mendengarnya darimu,” dorong sang ibu kepada anaknya.

Di peristiwa hidup sebelumnya, sang ibu juga sering mengingatkan anaknya untuk tak lupa mengucapkan terima kasih. “Nak, ingatlah untuk mengucapkan terima kasih.” Dan seiring bertambah dewasanya sang anak, ibu itu terus saja mengingatkan hal yang sama. Dia tahu bahwa tak selamanya dia bisa bersama-sama dengan sang anak. Seperti ibu lainnya, seorang ibu akan berdoa setiap hari untuk anak-anaknya agar semua yang dia ajarkan mereka pelajari dengan baik. Dan ibu satu orang kusta itu mungkin tak pernah bermimpi bahwa putranya akan disembuhkan oleh Yesus. Ibu itu pasti akan merasa bangga karena sang anak datang berterima kasih dengan badan yang menunduk kepada orang yang telah menyembuhkannya itu.

Yesus mungkin tidak pernah memikirkan tentang pengajaran apa yang diberikan ibu para kusta itu kepada mereka. Dia hanya digerakkan dengan belas kasih dan cinta untuk menyembuhkan mereka. Dia mungkin merasa sedih saat kesembilan orang lainnya tidak datang. Tetapi Yesus tetap senang dengan satu orang kusta yang kembali kepada-Nya.

Berterima kasih bukan sesuatu yang spontan. Mengungkapkan terima kasih kepada orang lain adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja. Kita belajar menjadi orang yang penuh syukur ketika kita menyaksikan orang-orang di sekitar kita. Mungkin saudara Anda yang lebih tua memiliki sesuatu yang Anda benar-benar ingin dan ia hanya akan memberikan kalau Anda mengucapkan ‘terima kasih’. Atau ketika Anda sudah beranjak dewasa, ayah dan ibu Anda mungkin akan berkata, “Jaga sikapmu!” jika Anda lupa mengucapkan terima kasih kepada seseorang atas tindakan mereka. Secara otomatis pelajaran itu akan Anda turunkan kepada anak, keponakan atau saudara Anda yang lain.

Jadi, memiliki hati yang bersyukur sangat penting karena hal itu akan menggerakkan Anda untuk dengan mudah mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada orang lain. Hal itu juga bisa memberi kita kebahagiaan pada diri sendiri dan membuat orang lain senang.

 

Orang yang bersyukur menyadari bahwa ucapan terima kasih sejati itu terpancar dari hati yang terfokus kepada Tuhan

Ikuti Kami