Tuhan menghendaki agar kita hidup kudus yaitu kekudusan
yang meliputi seluruh aspek kehidupan kita, karena Tuhan tidak pernah berkompromi
dengan dosa. Oleh karenanya kita dituntut suatu tanggung jawab untuk
menjaga kekudusan pribadi dan gereja secara utuh. Sebagai orang-orang yang
telah diselamatkan dan telah berubah status -bukan lagi sebagai hamba dosa
tetapi hamba kebenaran, yang kini disebut sebagai anak-anak Allah- tidak ada
alasan kita untuk berbuat dosa.
Perhatikan satu kisah dalam Perjanjian Lama yaitu tentang Akhan. Akhan
mencuri dan menyimpan barang-barang jarahan dari bangsa lain yang dikhususkan
bagi Allah, dan menyembunyikan di bawah kemahnya. Allah sangat membenci
tindakan Akhan itu, lalu Ia menyuruh orang Israel untuk mengumpulkan dan
membakar barang-barang yang disembunyikannya serta seluruh hartanya termasuk
ternak dan keluarganya, bahkan Dia memerintahkan mereka untuk melemparinya
dengan batu sampai mati.
Tuhan tidak membenci Akhan karena ia menyimpan barang-barang yang indah dan
berharga, tetapi perbuatan mencuri dan menyembunyikan barang-barang yang
sebenarnya dikhususkan bagi Tuhan itulah yang Dia benci karena hal itu mencemarkan kekudusanNya (Yosua 7). Mungkin
Akhan punya motivasi yang baik dalam hatinya dan bermaksud hendak
membagi-bagikan barang-barang itu kepada orang-orang yang membutuhkan, atau
mungkin ia akan menyumbangkannya untuk pembangunan Bait Suci; tetapi apa pun
alasannya, perbuatan Akhan itu merupakan kekejian di mata Tuhan. Maka
karena perbuatan Akhan seluruh keluarganya pun turut menanggung akibatnya.
Tuhan tidak pernah berkompromi dengan dosa, karena Dia adalah kudus!