Tradisi ini kini semakin jarang dilakukan: seluruh
keluarga berkumpul di meja makan untuk makan bersama. Semua anggota keluarga
ditunggu kehadirannya sebelum acara makan dimulai. Bagi beberapa orang, tradisi
bersama ini bagaikan oase di tengah padang gurun perjalanan hidup. Di meja
makan ini mereka bisa menghilangkan kepenatan setelah bekerja, menguatkan
kembali kondisi fisik yang melemah, dan bertatap muka dengan sesama saudara.
Meja makan juga dipandang sebagai tempat yang ideal untuk menyelesaikan masalah
keluarga dengan kasih. Dan selama makan, setiap anggota keluarga berkesempatan
menyampaikan isi hatinya.
Yesus menegaskan pentingnya kesatuan dan kesepakatan (ay. 19). Dia berkata,
jika dua orang bersepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan
dikabulkan oleh Bapa yang di surga. Hal ini dapat diterapkan dalam kehidupan
berkeluarga. Saat keluarga sepakat berkumpul dalam nama Tuhan, Dia hadir di
tengah-tengah keluarga itu. Jika kehadiran Tuhan nyata dalam sebuah keluarga,
persoalan yang rumit pun akan teratasi.
Bagi kita yang pernah mengalaminya, kenangan makan bersama itu, indahnya
kebersamaan dan hadirat Tuhan, pasti masih membekas di hati. Betapa kehadiran
Tuhan dapat dirasakan begitu dekat dan tangan-Nya terentang memberkati setiap
pribadi yang hadir saat itu. Di tengah kesibukan hidup, barangkali kita dapat
meluangkan waktu untuk melakukannya kembali dan merayakan berkat Allah atas keluarga kita.