Kemanusiaan Yesus
Kalangan Sendiri

Kemanusiaan Yesus

Theresia Karo Karo Official Writer
      7773
Ibrani 4:15
 
"Imam Besar yang kita punya, bukanlah Imam Besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita."

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 14; Matius 14; 2 Raja-Raja 13-14.

Saya pernah mendengar komentar terhadap seseorang yang selalu mengkritik demikian, “Masalahnya, dia lupa bagaimana rasanya menjadi manusia!” Betapa mudahnya kita melupakan berbagai macam pergumulan masa lalu kita dan tidak bersimpati kepada mereka yang sedang menghadapi pergumulan. Namun, ada Pribadi yang tidak pernah melupakan bagaimana rasanya menjadi manusia. Dia adalah Yesus.

Tertulis dalam (Ibrani 2:9-18), bahwa kita “melihat” kemanusiaan Yesus dengan lebih jelas. Sebagai manusia, oleh anugerah Allah Dia sanggup menghadapi kematian untuk menggantikan kita.

Selama hidup-Nya di dunia, Yesus disempurnakan melalui penderitaan-Nya (Ibrani 2:10). Tetapi ada yang lebih lagi. “Sebab (Yesus) yang menguduskan dan (kita) yang dikuduskan, semua berasal dari Satu.” Karena kesatuan ini, Yesus tidak malu menyebut kita semua saudara" (Ibrani 2:11).

Dalam tubuh manusiawi seperti kita, Yesus hidup, bekerja, serta mengatasi setiap hambatan. Sehingga Dia tahu bagaimana rasanya menjadi salah satu dari kita. Karena telah mengalami semua pengalaman manusiawi tanpa berbuat dosa, sekarang Dia telah naik ke surga dan menjadi Imam Besar bagi kita yang duduk di takhta kasih karunia-Nya, dan dapat kita hampiri (Ibrani 2:17-18).

Kita semua memerlukan seseorang yang tahu benar bagaimana rasanya menjadi manusia, namun juga memiliki kuasa yang tidak terbatas untuk membantu kita mengatasi berbagai kelemahan manusiawi kita. Pribadi yang kita butuhkan itu adalah Yesus Kristus. Dia rindu mendengar kita menyebut nama-Nya dan memohon pertolongan-Nya (Sabda.org).

Tidak seorang pun bisa memahami Anda seperti Yesus.


Ikuti Kami