1Yohanes 3:18
Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu136[/kitab]; [kitab]yohan13[/kitab]; [kitab]ratap4-5[/kitab]
Melihat atlet muda yang kurang berprestasi namun suka menyombongkan kemampuannya, seorang komentator televisi berkata, “Jangan ceritakan apa yang akan Anda lakukan -- ceritakan apa yang telah Anda lakukan!” Perbuatan bersuara lebih keras daripada perkataan.
Prinsip yang sama juga tampak pada hidup Yesus. Pada Matius 9, seorang lumpuh dibawa kepada-Nya. Respon Yesus? “Dosa-dosamu sudah diampuni.” Melihat itu, para ahli Taurat keberatan. Lalu Yesus bertanya, “Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosa-dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah dan berjalanlah?” (Matius 9:5)
Jawabannya jelas. Mudah bagi-Nya mengatakan Dia telah mengampuni dosa si lumpuh, karena hal itu tidak dapat dibuktikan atau disangkal. Namun, mengatakan “Bangunlah dan berjalanlah” itu berbeda. Sebab perkataan ini dapat segera diuji kebenarannya.
Maka, untuk membuktikan kuasa-Nya dalam mengampuni dosa, Yesus berkata kepada si lumpuh, “Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” (Matius 9:6). Dan, demikianlah yang terjadi!
Seperti tindakan Yesus mendukung perkataan-Nya, kita pun seharusnya begitu. Perkataan kita penting bagi dunia yang mengamati kita, hanya jika perkataan itu sesuai dengan perbuatan kita. Tatkala kita berbicara tentang kasih Allah, perkataan itu akan penuh kuasa jika didukung dengan tindakan kasih dan kebaikan. Perbuatan bersuara lebih keras!
Perbuatan dan perkataan kita harus menyuarakan hal yang sama.
Apakah artikel ini memberkati Anda? Jangan simpan untuk diri Anda sendiri. Ada banyak orang di luar sana yang belum mengenal Kasih yang Sejati. Mari berbagi dengan orang lain, agar lebih banyak orang yang akan diberkati oleh artikel-artikel di Jawaban.com seperti Anda. Caranya? Klik disini.