Berkorban atau Dikorbankan
Kalangan Sendiri

Berkorban atau Dikorbankan

Papa Henokh Hizkia Immanuel Simamora Official Writer
      4319

Yohanes 3 : 16

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

 

Bacaan Alkitab Setahun : [kitab]mazmu119:1-88[/kitab]; [kitab]iyoha3[/kitab]; [kitab]yehez44-45[/kitab]
 

Bukan suatu kebetulan dalam waktu yang berdekatan di minggu keempat bulan Oktober ini ada dua hari yang bersejarah, pertama peristiwa ketaatan Abraham yang mempersembahkan Ishak anaknya yang tunggal kepada Allah dan peristiwa Sumpah Pemuda, dimana setiap pemuda dari berbagai keyakinan, suku, bangsa dan bahasa rela mengorbankan keegoisannya demi kerukunan dan kesatuan bangsa Indonesia, yang besok akan kita peringati bersama.

Sesungguhnya kedua peristiwa ini bisa menjadi perenungan kita bersama bahwa apa yang dilakukan mereka memberi dampak yang positif bagi masyarakat dunia pada umumnya dan kepada masyarakat Indonesia pada kususnya.

Selain itu kita juga bisa mengambil kesimpulan dari kedua peristiwa bersejarah tersebut: Hidup di dunia ini harus berani berkorban atau siap untuk dikorbankan.

Suka atau tidak suka pilihan tersebut akan disodorkan kepada kita semua yang tinggal di muka bumi ini. Karena ketika seseorang tidak berani berkorban dan tidak mau dikorbankan maka pilihan berikutnya adalah menjadi seorang pengecut yang berlaku munafik dan selalu lari/bersembunyi dari masalah atau menjadi seorang yang jahat/kejam sehingga cenderung untuk mengorbankan orang lain.

Ayat di atas merupakan ayat firman TUHAN yang sederhana dan tidak asing bagi kita semua. Tapi makna dan kuasanya telah mengubahkan banyak orang.

Ayat tersebut seolah-olah berbicara tegas kepada kita bahwa inilah yang membedakan TUHAN dengan Iblis. Sebagai pencipta langit dan bumi Ia tidak hanya berlaku sebagai “owner dan bos”  lalu membiarkan manusia wajib berkorban karena dosa dan kesalahannya, melainkan Ia sendiri bertanggung jawab dan memberikan teladan sehingga Ia pun harus berkorban dan dikorbankan supaya banyak orang yang percaya bahwa inilah satu-satunya jalan yang benar dan mendatangkan kebahagiaan bagi manusia yaitu hidup harus mau berkorban atau dikorbankan.

Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.

Ikuti Kami