Matius 7:24
Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 38; Kisah Para Rasul 10; Keluaran 25-26
Di tahun 1931, kota Hayward, California, Amerika Serikat, membangun gedung balai kota permanennya yang pertama. Dengan biaya sekitar 950 juta rupiah pada saat itu, struktur gedung yang memiliki pilar-pilar persegi gaya Corinthian dan pintu gerbang ala Romawi itu dianggap sebagai suatu keajaiban. Namun, hanya satu masalahnya. Gedung ini didirikan di atas pelat tektonik Hayward (zona rawan gempa) dan perlahan-lahan mulai terbelah dua. Di tahun 1989, sebuah gempa bumi menyebabkan gedung ini ditutup, dan sekarang sudah dilarang untuk dihuni.
Membangun di atas fondasi yang tidak stabil bukanlah hal yang bijaksana. Hal ini juga berlaku bagi kehidupan rohani kita. Yesus mengajarkan kebenaran ini kepada murid-murid-Nya dengan sebuah ilustrasi: “Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumah-nya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya” (Matius 7:26-27)
Pergeseran nilai-nilai moral di dunia kita sekarang ini dapat membawa kebingungan. Kita mungkin tergoda untuk membiarkan budaya atau pendapat orang banyak menjadi dasar untuk keputusan demi keputusan yang kita buat. Namun, menaati kebenaran firman Allah yang kokoh akan memberikan stabilitas yang tidak dapat diberikan oleh siapa pun. “Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu” (ay.24). —HDF/RBC Indonesia
Firman Allah adalah satu-satunya dasar yang kuat untuk kehidupan, jangan menggantinya dengan sesuatu yang mudah runtuh.