Amsal 28:13
Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 57; Markus 1; Imamat 24-25
Banyak orang Amerika mengalami kegemukan (obesitas). Lucunya, ada yang menyalahkan restoran cepat saji sebagai sumber masalah. Mereka menuntut pihak restoran bertanggung jawab, bahkan mengajukan masalah ini ke pengadilan. “Karena merekalah saya menjadi gemuk, kena serangan jantung, dan diabetes!” seru Caesar Barber, salah satu pemrotes. Begitu seringnya pihak restoran disalahkan, sampai-sampai pada 2004 keluarlah Cheeseburger Bill—undang-undang yang melindungi industri makanan cepat saji dari tuntutan hukum akibat ulah konsumen yang kegemukan.
Kita cenderung menyalahkan orang lain atas kelalaian diri sendiri. Sama seperti Raja Saul. Sebelum berperang, ia sadar bahwa upacara persembahan korban harus dilakukan oleh seorang imam. Sang imam, Samuel, sudah berjanji akan datang hari itu (1 Samuel 10:8). Namun, Saul tidak sabar menunggu. Ia memimpin sendiri upacara itu. Dengan sengaja ia melanggar aturan Tuhan. Samuel datang setelah upacara selesai. Ditegurnya Saul. Apa jawab Saul? Pertama-tama ia menyalahkan situasi. “Rakyat berserakan meninggalkan saya. Saya terpojok!” Kedua, ia menyalahkan Samuel karena “tidak datang pada waktu yang ditentukan” (ayat 11). Padahal Samuel datang pada hari yang ditetapkan! Dengan menyalahkan orang lain dan situasi, Saul merasa diri benar, padahal apa yang ia lakukan sudah ditolak Tuhan. Ia juga mengambinghitamkan orang lain. Dosanya berlipat.
Jika Anda berbuat salah, jangan berkata: “Aku jadi begini gara-gara kamu!” Stop menuding orang lain. Akui kesalahan Anda dan segeralah memperbaiki diri. Itulah pertobatan sejati. (Juswantori Ichwan/Renunganharian.net)
Lebih baik mencari apa yang salah daripada mencari siapa yang salah.