Bukan Salahku
Kalangan Sendiri

Bukan Salahku

Puji Astuti Official Writer
      5690

Amsal 28:13

Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 57; Markus 1; Imamat 24-25

Banyak orang Amerika mengalami kegemukan (obesitas). Lucunya, ada yang menyalahkan restoran cepat saji se­ba­gai sumber masalah. Mereka menuntut pihak restoran bertanggung jawab, bah­kan mengajukan masalah ini ke pengadil­an. “Karena merekalah saya menjadi ge­muk, kena serangan jantung, dan dia­be­tes!” seru Caesar Barber, salah satu pem­­ro­tes. Begitu seringnya pihak restoran di­sa­lahkan, sampai-sampai pada 2004 keluar­lah Cheeseburger Bill—undang-undang yang melindungi industri makan­an cepat sa­ji dari tuntutan hukum akibat ulah kon­sumen yang kegemukan.

Kita cenderung menyalahkan orang lain atas kelalaian diri sendiri. Sama se­perti Raja Saul. Sebelum berperang, ia sa­dar bahwa upacara persembahan korban harus dilakukan oleh se­orang imam. Sang imam, Samuel, sudah berjanji akan datang hari itu (1 Samuel 10:8). Namun, Saul tidak sabar menunggu. Ia me­mimpin sendiri upacara itu. Dengan sengaja ia melanggar aturan Tuhan. Samuel datang setelah upacara selesai. Ditegurnya Saul. Apa jawab Saul? Pertama-tama ia menyalahkan situasi. “Rakyat ber­serakan meninggalkan saya. Saya terpojok!” Kedua, ia menyalahkan Samuel karena “tidak datang pada waktu yang ditentukan” (ayat 11). Padahal Samuel datang pada hari yang ditetapkan! Dengan menya­lah­kan orang lain dan situasi, Saul merasa diri benar, padahal apa yang ia lakukan sudah ditolak Tuhan. Ia juga mengambinghitamkan orang lain. Dosanya berlipat.

Jika Anda berbuat salah, jangan berkata: “Aku jadi begini gara-gara kamu!” Stop menuding orang lain. Akui kesalahan Anda dan segeralah memperbaiki diri. Itulah pertobatan sejati. (Juswantori Ichwan/Renunganharian.net)

Lebih baik mencari apa yang salah daripada mencari siapa yang salah.

Ikuti Kami