Yohanes 13:14-15
“Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.”
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 42; Kisah Para Rasul 14; Keluaran 33-34
Di dalam natur kita sebagai manusia, kita cenderung lebih suka untuk dilayani daripada melayani.
Sama seperti murid-murid Yesus, kita lebih suka menjadi yang terbesar daripada menjadi yang terkecil. Hal ini disebabkan karena manusia sejak kejatuhannya dalam dosa telah dipenuhi oleh kesombongan. Yesus datang ke dunia ini dengan bersenjatakan kerendahan hati untuk mengalahkan dunia yang dipenuhi oleh kesombongan. Walaupun Dia merupakan anak Allah, Raja dari segala Raja tetapi Dia rela dilahirkan di kandang domba yang hina dan mati disalib laksana seorang penjahat. Yesus memberikan teladan sebagai seorang pemimpin sejati yang lebih suka melayani daripada dilayani.
Memikul salib dan penyangkalan diri (kehendak) akan menghasilkan kematian terhadap diri sendiri. Bukti nyata dari seseorang yang telah mengalami kematian terhadap diri sendiri adalah timbulnya kerinduan untuk melayani orang lain. Semakin seseorang mati terhadap dirinya maka ia semakin rindu untuk melayani orang lain. Dr. Ravi Zacharias berkata, “Kita begitu mudah mengklaim hak-hak kita sampai-sampai kita mengubur tuntutan yang memanggil kita untuk melayani”. Konflik yang terjadi dalam sebuah rumah tangga umumnya ditimbulkan karena masing-masing pihak lebih menuntut haknya untuk dilayani daripada melayani. Suami dan isteri masing-masing maunya menang sendiri dan tidak mau mengalah. Jika keduanya terus bertahan dengan keegoannya maka konflik tidak akan bisa diselesaikan dengan baik. Lalu komunikasi menjadi terganggu dan bila tidak terjadi pemberesan maka bisa mengarah kepada perceraian.
Bila hubungan kita dengan orang lain tidak di dalam Tuhan pasti akan berakhir dengan kekecewaan. Hal ini disebabkan setiap manusia memiliki naluri untuk mencari kepuasan melalui hubungan dengan sesamanya. Padahal tidak ada seorang pun manusia yang dapat memberikan kepuasan penuh kepada orang lain. Hanya hubungan dengan Tuhan yang dapat memberikan kepuasan sejati kepada manusia. Hanya orang yang telah menemukan kepuasan sejati melalui hubungan dengan Kristus mampu melayani dengan cinta yang sejati.
Oleh karena itu hal utama yang perlu kita kejar dalam hidup ini adalah mengalami kepenuhan Allah sehingga lewat itu hidup kita akan benar-benar dipuaskan. Dari kepuasan itu akan lahir sebuah pelayanan yang dilandasi oleh cinta bukan kewajiban. Yesus berkata, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.” Hanya manusia yang telah menerima kasih dari Kristus yang mampu memberikan kasih yang tanpa syarat itu. Terimalah cinta-Nya dan layanilah orang lain dengan cinta itu! Sunanto Choa/Glorianet.org
Untuk dapat melayani dengan cinta, Anda harus bersedia untuk menyerahkan ego Anda ditangan Tuhan.