Selamat pagi saudara. Kiranya kasih dan sukacita dari Tuhan memenuhi Anda sekali. Hari ini, kita akan kembali merenungkan Firman Tuhan tentang sikap kita meresponi kehidupan yang tidak berjalan seperti yang kita inginkan.
Ayat Renungan: Mazmur 16: 11 - “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.”
Kita mungkin terbangun dan menyadari bahwa kehidupan yang kita jalani bukan seperti yang kita harapkan. Mimpi-mimpi yang berhenti di tengah jalan setelah gagal meraihnya bertahun-tahun. Kerja keras penuh pengabdian selama bertahun-tahun dan tanpa apresiasi. Hubungan yang sudah lama dijalani justru kandas sebelum pernikahan.
Atau mungkin hidup tidak seperti yang kita bayangkan karena lingkungan kita tinggal kurang bersahabat. Atau pekerjaan yang kita jalani ternyata tidak sesuai dengan yang kita inginkan dan rencanakan. Akibatnya kita mulai merasa tidak bahagia, depresi dan putus asa.
Saya memahami bahwa setiap hari, Anda pasti berharap kapan semuanya berakhir. Kapan Anda keluar dari keadaan yang sangat tidak Anda sukai ini? Kapan Anda berhak menikmati bahagia sesuai harapan Anda? Anda mungkin hampir menyerah dan tidak ingin melewati satu hari lagi dengan keadaan yang sama.
Pasti ada banyak air mata dan kemarahan. Rasanya tidak menyenangkan, seperti halnya dialami oleh Daud. Namun dia memilih memandang kepada apa yang Tuhan sediakan. “Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.” (Mazmur 16: 11)
Daud mengakui bahwa Tuhan adalah penuntun hidup. Terlepas dari apapun yang kita alami saat ini, Dialah yang memberikan makna, sukacita dan kebahagiaan dalam hidup kita. Pasti di satu sisi sulit bagi kita untuk menerima keadaan dengan lapang dada. Tetapi memilih untuk bersukacita karena Kristus, akan membuat keadaan jauh lebih baik. Kita perlu dengan sengaja memilih membiarkan Tuhan menjadi sumber sukacita kita, bahkan di tengah-tengah keadaan yang kurang menyenangkan sekalipun.
Saya sudah berada di posisi ini. Walaupun awalnya saya komplain, kecewa dan marah, di satu sisi hati saya diteguhkan, bahwa hidup saya adalah milik Tuhan dan setiap yang saya jalani adalah jalan penderitaan yang harus saya pikul karena Kristus.
Hari ini, saya mengajak Anda untuk merangkul setiap keadaan yang membuat Anda kecewa dan marah. Mari arahkan kembali pandangan kepada Kristus, karena hanya memandang kepada pengorbanan dan penderitaan-Nya (Matius 27: 27-56), kita bisa mengalami sukacita dan kedamaian di tengah kehidupan yang tidak kita inginkan.
Momen Refleksi:
1. Apa yang membuat Anda merasa tidak menikmati hidup Anda saat ini?
2. Setelah membaca renungan ini, langkah apa yang bisa Anda ambil untuk mengembalikan sukacita dan kebahagiaan Anda dalam hidup?