1 Yohanes 4: 11
Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi
Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu145[/kitab]; [kitab]Wahyu1[/kitab]; [kitab]Zakha11-12[/kitab]
Seperti setiap
tahunnya, setiap kali akan memasuki penghujung tahun kita akan merayakan ‘hari ucapan
syukur’ atau disebut dengan Thanksgiving.
Hal ini kita lakukan sebagai bentuk ucapan syukur kita akan berkat dan anugerah Tuhan dalam hidup kita sepanjang tahun.
Saya mau bercerita
sedikit soal ini, dimana beberapa tahun lalu kami pindah ke kota kecil tempat
suami saya ditugaskan untuk melayani. Sementara kami beres-beres di suatu hari,
telepon berdering. Seorang wanita dari sekolah setempat mengatakan nama saya sudah
diserahkan sebagai kemungkinan mentor. Saya jawab bahwa saya pikir-pikir dulu soal hal itu dan akan meneleponnya kembali.
Saya mulai memikirkan
berbagai alasan, tapi sebuah pemikiran terlitas di benak saya. “Connie, apakah kamu
ingat semua orang yang sudah menghabiskan waktunya untuk memberkati hidupmu
selama bertahun-tahun?” Saya tahu pikiran ini berasal dari Tuhan, pastinya bukan dari diri sendiri. Karena saya terlalu sibuk dengan keegoisan saya saja.
Wajah
keluarga, teman-teman, guru dan rekan kerja terlintas di benak saya. Mereka sudah
berkorban banyak untuk menolong seorang gadis pemalu menemukan jalannya. Saya
bersyukur untuk itu. Bisakah saya melakukan sedikit hal untuk orang lain? Saya masih ragu, tapi saya segera menghubungi sekolah dan mengkonfirmasi tawaran mereka.
Saya
menjadi mentor untuk seorang anak bernama Sarah. Saat pertemuan pertama, saya tampak
cukup gugup. Lalu saya melontarkan beberapa pertanyaan pada Sarah. “Ceritakan tentang
keluargamu.” Tak ada respon. “Apa mata pelajaran favoritmu? Apakah kamu punya makanan favorit?” Dan saya tetap tidak mendapatkan respon.
Selama seminggu
kemudian, saya berdoa supaya anak kecil yang sedang berhadapan dengan saya mau berbicara.
Lalu di minggu berikutnya saya kembali mengajukan pertanyaan. Dia tetap duduk dalam
diam. Namun, satu minggu kemudian sesuatu terjadi. Saya kembali mengajukan
pertanyaan. Lalu dia mulai menatap saya dan berkata, “Kau terlalu banyak bertanya.”
Saya benar-benar
terkejut. Namun sejak saat itu, saya mulai berhenti bertanya dan hanya perlu
mendengarkan dia berbicara. Perlahan-lahan, kami pun mulai semakin akrab. Saya melihat
perubahan dalam diri Sarah, dimana dia sudah punya keberanian dalam mengekspresikan dirinya.
Pada suatu hari,
Sarah mengejutkan saya dengan pertanyaan, “Bisakah saya menghubungi kamu lewat
telepon sekali-kali?” Saya senang mengetahui bahwa dia merasa nyaman dengan saya. Dia bahkan mengatakan akan pergi ke gereja di dekat rumahnya.
Setelah
itu, saya belum mendengar kabar dari dia dalam beberapa waktu, tapi dia selalu ada
di hati dan doa-doa saya. Saya sering merenungkan hal ini, bagaimana jika saya menyia-nyiakan
tawaran ini dulu? Saya pasti akan sangat sedih karena saya hanya berfokus kepada agenda saya sendiri.
Filipi 2:
3-4 mengingatkan agar kita jangan menjadi orang-orang yang egois, tetapi juga harus
memikirkan kepentingan orang lain. Apakah Anda sudah diberkati lewat orang lain? Jika Ya, sudah waktunya untuk menjadi berkat bagi orang lain! – Connie Coppings/cbn.com
Marilah kita menjadi orang-orang yang diberkati untuk
kembali memberkati orang lain