Tak Hanya Sekedar Ucapan Iman
Kalangan Sendiri

Tak Hanya Sekedar Ucapan Iman

Lori Official Writer
      7024
Show English Version
Lukas 17: 6

Kalau sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ara ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu.

 

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu8[/kitab]; [kitab]Wahyu14[/kitab]; [kitab]Nehem8-9[/kitab]

Iman adalah percaya sekalipun tidak melihat. Tetapi saya kerap bingung ketika ada teman yang berkata, “Saya mengimani bahwa tahun ini kami mampu membeli rumah”. Atau seperti, “Kami mengimani bahwa kami akan segera punya momongan tahun ini”. Ucapan itu seakan-akan mengimani dalam artian Tuhan akan menjadikan nyata apa keinginan kita yang sudah kita tetapkan dan patenkan dengan kata, “mengimani..”.

Memang firman Tuhan berkata seperti dalam nats Alkitab pagi ini bahwa jika kita  memiliki iman sebesar biji sesawi saja maka kita bisa memerintahkan pohon ara tertanam ke laut. Namun, bukan berarti kita bisa mengatakan apapun demi keinginan kita supaya terwujud dengan hanya mengandalkan mengatakan, “Saya mengimani..”.

Ucapan itu bukan mantera “Bim salabim ada kadabra..”. Hal “mengimani” bukanlah mantera yang bisa kita gunakan untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Melainkan hasil setelah kita mendengar dan menangkap maksud firman Tuhan secara pribadi, kita akhirnya sampai pada keputusan dan kemantapan mempercayai bahwa firman itu akan terealisasi dalam alam nyata karena Tuhan telah mengaruniakan roh iman kepada kita.

‘Mengimani’ tak hanya sekedar ucapan iman atau suruhan kepada Tuhan untuk memenuhi keinginan hati kita. Kita seharusnya lebih berhikmat dan mampu mengubah pikiran kita yang menganggap ajaran firman sebagai hal instan dan menyalahgunakan firman untuk kepentingan kita pribadi. Jika kita masih mendapati diri masih memiliki iman demikian, maka mintalah agar hati, jiwa dan akal budi kita dimampukan untuk mampu menangkap dan memahami firman Tuhan. Sehingga mampu mengimani dengan benar, dan menuntun akal budi kita bertindak benar sesuai dengan firman-Nya.



Tuhan menuntut sebuah ketaatan dan kerja keras untuk membuktikan iman, bukan sekedar percaya tetapi melakukan.

Ikuti Kami