Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 76; Roma 4; Bilangan 35-36
Pada saat sekolah minggu, saya selalu mendapatkan pengajaran dari kakak pembina saya bahwa segala peristiwa yang buruk datangnya dari iblis dan yang baik adalah dari Allah. Pengajaran ini saya terima bulat-bulat sampai saya beranjak remaja. Namun, berjalannya waktu & semakin mendalami firman Tuhan, apa yang diajarkan oleh kakak pembina saya dahulu tersebut masih belumlah lengkap. Mengapa saya mengatakan belum lengkap? Karena di dalam Alkitab, Allah ternyata memberikan ujian kepada anak-anak-Nya yang dimana ujian tersebut tidaklah mengenakkan.
Ayub adalah salah tokoh Alkitab yang mendapatkan ujian dari Allah. Tidak tanggung-tanggung, bukan hanya kehilangan harta kekayaan saja, badannya pun tersiksa karena dipenuhi dengan barah yang busuk. Ayub hidupnya ketika itu benar-benar sengsara. Yang menarik perhatian saya dan mengubah cara pandang saya terhadap apa yang terjadi di dalam kehidupan saya adalah respon Ayub terhadap ujian yang ia terima.
Pada kitab Ayub pasal 2 ayatnya yang ke-10 dituliskan bahwa Ayub tetap menghormati Allah. Tidak ada satupun kata-kata kutukan kepada Allah yang dikeluarkan dari bibirnya. Malahan dengan bijaksana ia menjawab perkataan isterinya yang justru memintanya untuk mengutuki Allah yang disembahnya selama ini: “Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?”
Mungkin hari-hari ini Anda yang mengalami sesuatu yang buruk di dalam kehidupan Anda. Anda merasa Allah tidak ada bersama dengan Anda, namun lewat kesaksian hidup Ayub diatas kita menjadi tahu bahwa kita harus menerima semuanya itu dan tetap memandang DIA sebagai Tuhan atas kehidupan Anda.
Ingatlah, sesuatu yang buruk yang Anda terima bersifat sementara karena itu sebenarnya merupakan ujian dari Allah. Pada saat Anda telah lulus dari semuanya tersebut, maka berkat-berkat yang melimpah dicurahkan Allah dengan segeranya ke dalam hidup Anda.
Apapun keadaan yang Anda alami, tetaplah berkata bahwa Allah itu baik !