Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 16; Wahyu 22; Ayub 8-10
Anda pasti tidak asing lagi dengan kisah tentang puteri salju dan tujuh kurcaci, bukan? Cerita yang sudah melegenda di hampir seluruh negara di dunia. Kali ini yang akan disorot bukanlah bagian kehidupan sang puteri, tetapi kurcaci ke-7 yaitu si bungsu.
Suatu hari, ketika sepulang dari bekerja, keenam kakaknya memanggil si bungsu yang selalu berada di rumah dan tidak ikut pergi ke pertambangan bersama dengan mereka. Satu per satu dari kakaknya mengeluarkan kata-kata omelan kepada kurcaci ke-7. Setelah amarah mereka mulai mereda, si bungsu ini pun disuruh untuk bekerja bersama dengan kakak-kakaknya di pertambangan. Si bungsu pun setuju.
Keesokkan harinya, ketika matahari belum memperlihakan sinarnya, ketujuh kurcaci ini pun berangkat kerja. Waktu pun berlalu. Tanpa terasa malam sudah tiba dan para kurcaci kembali ke rumah. Keenam kakaknya yang sudah lapar karena bekerja keras kembali ke rumah dengan harapan ada makanan yang akan tersaji. Namun, sesampainya disana, mereka melihat rumah yang masih berantakan, tempat tidur yang tidak rapih, serta paling terpenting, keenam kakaknya tidak menemukan makanan atau pun air untuk diminum. Mereka baru sadar bahwa selama ini yang mengerjakan pekerjaan rumah adalah si bungsu yang ikut pergi ke pertambangan bersama dengan mereka pada hari itu.
Seringkali kita menganggap pekerjaan orang lain tidaklah sepenting pekerjaan kita. Bahkan lebih parahnya lagi, kita sering mengukur-ukur pekerjaan yang teman atau rekan sejawat kita lakukan. Tidak jarang ketika kita mulai melakukan hal ini, timbullah iri hati.
Bila kita mau berpikir lebih dewasa dan positif, kita akan memahami bahwa setiap pekerjaan memiliki perannya masing-masing. Jika semua orang ingin menjadi presiden, maka siapakah yang akan menjadi mengajar di sekolah? Atau jika semua orang ingin menjadi pemimpin, siapakah yag akan menjadi pengikutnya?
Tuhan sudah memberikan tiap-tiap manusia talenta yang tujuannya melengkapi kehidupan bersama di dalam dunia ini. Tidak ada pelayanan yang begitu tinggi nilainya sehingga ada pelayanan yang tidak diperhitungkan dan tidak dianggap-Nya. Semua bagi Allah sama pentingnya bagi pelebaran kerajaan-Nya. Biarlah dengan pemikiran ini maka Anda akan dapat menikmati setiap peran yang Anda lakukan di dunia saat ini.
Anda tidak akan dapat menghargai pekerjaan orang lain bila Anda tidak mengucap syukur kepada Tuhan atas pekerjaan yang Dia berikan bagi Anda hari ini.