Perhatikan diri Anda secara seksama dari mulai kuku, urat yang terlihat, bekas luka sampai pada bentuk tubuh. Aneh! Sering kita berpikir apa yang menempel di tubuh kita dan menjadi bagian dari diri kita adalah hak kita sepenuhnya. Ketika kita sudah bekerja keras dan mendapatkan hasil yang baik, dikelilingi orang-orang yang mencintai kita - semuanya adalah hak yang patut didapatkan. Kita gusar kalau tidak dapat mencapai apa yang kita inginkan atau ada sesuatu yang diambil Tuhan. Itu hak saya, mengapa Tuhan ambil?
Sekarang, tahanlah nafas. Sampai berapa lama kita dapat terus bertahan? Seandainya Tuhan tetap memberikan semua yang kita miliki, tapi mengambil hanya satu saja yaitu udara yang kita hirup, mengapa kita tidak bisa lagi mempertahankan hak kita?
Perempuan miskin di Sarfat tidak berbohong ketika dia mengatakan tidak ada roti padaku sedikitpun. Elia pun tidak meragukan kejujurannya. Tapi justru Elia meminta semua yang dimiliki perempuan itu. Tidak sebagian kecil, atau sebagian besar, tetapi semua. Hebatnya, perempuan itu taat dan tidak demonstrasi melawan Tuhan karena apa yang menjadi modal terakhirnya untuk hidup diambil oleh Tuhan. Dan ketika dia memberikan semuanya secara totalitas, Tuhan menunjukkan kuasaNya.
Iman bukan teori yang dapat kita mengerti sebatas pengetahuan. Iman perlu dicoba, diuji dan dibuktikan dengan seutuhnya.
Iman baru bisa dibuktikan ketika anda mengalami lembah kekelaman dan berani bertindak melangkah bersama Tuhan.