Matius 4:4
Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari Mulut Allah.”
Bacaan Alkitab Setahun:[kitab]Mazmu12[/kitab];[kitab]Matiu12[/kitab];[kitab]iiraj9-10[/kitab]
Pasal keempat dari Injil Matius berisi kisah interaktif populer antara Yesus dan Iblis ketika di padang gurun. Yesus berhasil menyelesaikan puasa selama 40 hari dan kemudian ‘laparlah Dia’ ([kitab]Matiu4:2[/kitab]). Apa yang ingin ditegaskan Yesus dalam kisah ini adalah kebenaran sejati dan hal ini masih berlaku dalam hidup kita sampai sekarang: makanan bukanlah satu-satunya hal yang membuat kita bertahan.
Ketika kita berpuasa, kita sedang memaksa diri kita masuk menuju kelemahan dan penundukkan diri. Tuhan secara pasti merancang tubuh kita mendapatkan nutrisi dari makanan dan air, tetapi ketika kita berpuasa, kita fokus terhadap kebenaran mendasar bahwa Firman Tuhan sebenarnya jauh lebih penting untuk hidup kita daripada roti! Ini adalah pelajaran yang tidak dipelajari secara asal, namun melalui pengalaman. Seperti yang Anda lihat, secara umum kita lebih banyak dikendalikan oleh keinginan jasmani kita. Keinginan untuk makan, tidur, minum, atau bahkan ke toilet. Tetapi saat kita puasa, kita menyangkal kontrol daging kita atas semua aspek penting hidup kita.
Ketika lapar, kita secara terus menerus sadar akan kelemahan kita. Puasa tidak serta-merta berbicara tentang berdoa agar Tuhan ikut campur dalam situasi yang kita hadapi, tetapi juga mengenai Roh Kudus yang membuat hati kita berbalik, bertobat, dan menyadari bahwa kelemahan sering disembunyikan dalam rutinitas hidup.
Ingat, puasa adalah waktu yang tepat untuk merendahkan diri, sama seperti Pemazmur berseru, “Bersihkanlah aku dari pada dosaku, Oh Tuhan dan basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!”