Mengubah Kebiasaan Berkomunikasi
Kalangan Sendiri

Mengubah Kebiasaan Berkomunikasi

Lori Official Writer
      186

Ayat Renungan: Amsal 10: 19 “Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.”

 

Komunikasi adalah inti dari hubungan manusia. Setiap hari, kita menggunakan kata-kata untuk berbagai tujuan—mengajukan pertanyaan, memberikan arahan, mendorong semangat, atau menyampaikan perasaan. Namun, Raja Salomo mengingatkan bahwa terlalu banyak bicara tanpa memiliki kendali justru hanya akan menimbulkan masalah.

Raja Salomo menyampaikan hal ini di dalam Amsal 10:19, “Di dalam banyak bicara pasti ada pelanggaran, tetapi siapa yang menahan bibirnya, berakal budi.”

Melalui pengalaman kita sehari-hari, ada berapa banyak hubungan yang rusak karena komunikasi? Mungkin itu bisa dengan suami atau istri, anak, tetangga, teman sepelayanan, rekan kerja atau bahkan atasan kita. 

Melalui pengalaman sehari-hari, kita seringkali menyadari betapa banyak hubungan yang rusak akibat komunikasi yang tidak terkendali, seperti kesalahpahaman atau bahkan konflik. Cobalah ingat kembali bagaimana hubungan kita dengan orang-orang terdekat, seperti pasangan, anak, tetangga, teman sepelayanan, rekan kerja, atau atasan, bisa terpengaruh oleh kata-kata yang kita ucapkan. Seberapa besar dampak perkataan kita terhadap hubungan tersebut?

Kita tidak ingin memperburuk hubungan kita dengan terus mempertahankan kebiasaan komunikasi kita yang buruk. Sebaliknya, kita ingin supaya perkataan kita menarik orang-orang untuk menjalin hubungan bahkan berdiskusi dengan kita. 

Jika Anda bingung untuk memulainya dari mana, cobalah lakukan tiga langkah ini:

Perhatikan Perkataan: Pastikan kata-kata Anda bermanfaat dan benar. Efesus 4:29 menasihati, “Jangan ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia.” Hindari gosip atau komentar tanpa dasar.

Selidiki Motif Hati: Tanyakan, “Mengapa saya berbicara? Apakah ini untuk membangun atau merusak?” Filipi 2:3 mengingatkan, “…hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.” Komunikasi yang lahir dari kasih akan selalu memperkuat hubungan.

Sampaikan Dengan Cara yang Bijak: Sampaikan kata-kata dengan lembut dan penuh hormat. Amsal 15:1 berkata, “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah.”

Jadi di tahun ini, kita mau mulai memulihkan seluruh area hidup kita dengan memperbaiki satu per satu bagian yang dulunya masih gagal kita terapkan, salah satunya yaitu memperbaiki komunikasi. 

Ikuti Kami