Shalom selamat pagi saudara! Hari ini kita akan belajar lebih banyak tentang bagaimana berkorban di tengah rasa sakit justru mendatangkan pemulihan.
Ayat Renungan: Mazmur 107: 20-21 – “Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia. Biarlah mereka mempersembahkan korban syukur, dan menceritakan pekerjaan-pekerjaan-Nya dengan sorak-sorai!”
Seorang wanita dengan air mata yang bercucuran mulai bercerita tentang pengalaman yang baru saja ia lewati. Ia berkata, “Saya baru saja dinyatakan bebas dari kanker. Dua tahun yang lalu, saya selalu merasakan sakit di bagian tubuh saya setiap kali bangun tidur. Setiap hari saya lalui dengan menahan rasa sakit ini. Sampai selama berjam-jam saya berdoa memohon supaya Tuhan menghilangkan rasa sakit ini.”
Namun di tengah penderitaannya, wanita ini justru melakukan sesuatu yang berbeda. Ketika Tuhan menggerakkan hatinya untuk mendoakan orang lain, dia mulai mengambil tindakan iman berdoa bagi keluarga, anggota gereja, tetangga dan siapapun yang Tuhan gerakkan di dalam hatinya. “Saya benar-benar mengambil waktu untuk berdoa dengan sungguh bagi mereka dan meminta supaya Tuhan menolong mereka. Dan ketika saya mengucap syukur atas apa yang sudah Ia lakukan, hati saya justru dipenuhi sukacita. Lalu saya sadar, rasa sakit di tubuh saya tak lagi terasa.”
Bukankah ini adalah kisah yang menakjubkan? Mengucap syukur di tengah rasa sakit justru mendatangkan pemulihan! Wanita ini mengucap syukur karena Tuhan telah melakukan sesuatu yang ajaib atas penyakitnya.
“Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN karena kasih setia-Nya, karena perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib terhadap anak-anak manusia. Biarlah mereka mempersembahkan korban syukur, dan menceritakan pekerjaan-pekerjaan-Nya dengan sorak-sorai!” (Mazmur 107: 20-21)
Dan saat kita mengucap syukur bahkan di tengah situasi yang sulit, kita sedang memuji Tuhan. Dibutuhkan pengorbanan untuk melakukannya! Karena kita memilih untuk tidak fokus kepada penderitaan kita sendiri, tetapi mendorong diri kita untuk fokus kepada kebutuhan orang lain dan mengucap syukur atas kesempatan yang Tuhan berikan untuk menjadi perantara bagi orang lain.
Saat kita mengalihkan fokus dari setiap rasa sakit kita untuk berdiri bagi orang lain, maka Tuhan menyaksikan bagaimana pengorbanan kita berkenan bagi Dia. Sehingga kuasa-Nya bekerja melalui kelemahan dan sakit penyakit kita.
Saudara, percayalah bahwa Tuhan yang kekal itu akan menebus setiap rasa sakit kita karena Dia sendiri telah mengalahkan maut. Hanya mari bersedia mengikuti apa yang Tuhan mau kita lakukan sekalipun itu tampaknya sulit.
Momen Refleksi:
1. Pernahkah Anda mengalami sakit penyakit yang begitu berat, namun Tuhan menyatakan kesembuhan yang ajaib?
2. Apa yang membuat Anda bisa mengalami kesembuhan tersebut?