Pengkhotbah 3: 1
Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 144; Yohanes 21; Zakharia 9-10
Kami baru saja mengalami musim dingin pertama kami di Houston. Dilahirkan dan dibesarkan di sekitar daerah Chicago, saya merasa geli karena suhu mencapai 60-an dianggap cuaca dingin.
Semua orang, sepertinya, tidak bisa merasakan angin sepoi-sepoi yang samar, sejuk yang berhembus di antara pepohonan. Udara musim gugur yang segar, fresh, dingin, membangkitkan semangat bangun dan bangkit yang sudah lama hilang.
Ada apa dengan perubahan cuaca ini? Setiap musim yang baru menjadi permulaan yang baru. Suasana baru inilah yang membangkitkan sesuatu di dalam jiwa kita. Dari memakai switer favorit musim dingin yang memberi kehangatan, coklat panas yang nikmat dan sari apel panas yang mengepul mulai membangkitkan suasana hati.
Alkitab juga menyampaikan tentang musim dalam hidup. Musim adalah metafora terkait waktu Tuhan yang sempurna untuk membebaskan kita lewat setiap perubahan yang Dia kerjakan atas hidup kita masing-masing. Setiap musim mendatangkan berkat-berkat sebagai hasil dari ketaatan kita mengikut Dia dengan pemahaman kita yang terbatas.
“Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.” (Galatia 6: 9)
Ayat ini menjadi pesan menyemangat bagi kita untuk tidak pernah menyerah. Tak peduli berapa lama, berat dan lelahnya jalan atau cobaan yang kita lalui, selalu ada musim baru di depan kita, musim awal yang baru.
Setiap hari kita bisa membuat keputusan untuk terus maju. Kita dipenuhi dengan pemikiran yang positif untuk mampu mengatasi, menaklukkan dan hidup dengan berkemenangan. Semua awal yang baru nantinya harus berakhir untuk kembali memulai awal baru atau musim baru lainnya.
Baca Juga:
Ada Janji Tuhan yang Jauh Lebih Tinggi Untukmu
Merias Wajah Tanpa Cermin Seperti Hidup Mengandalkan Kekuatan Sendiri
Kita perlu mengambil kesempatan untuk melihat ke depan untuk apa yang akan terjadi dan melupakan apa yang sudah terjadi. Kita bisa menantang diri kita untuk menjadi versi terbaik dan hidup terbaik kita, mengatasi keterbatasan yang kita buat sendiri. Kita bisa menatap kepada musim baru melalui pikiran, perkataan, tindakan dan semangat positif kita. Setiap perubahan yang kita jalani pada akhirnya akan memenuhi hari, minggu, bulan dan tahun-tahun hidup kita.
Sebagaimana sebuah pohon yang harus melewati musim-musim untuk memulai kehidupan baru, siklus yang baru dan menghasilkan kuncup bunga yang indah dan harum.
“Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” (Mazmur 1: 3)
Kita harus selalu bersyukur kepada Tuhan bahkan saat masa depan kita tampak tidak jelas. Walau kita tidak pernah tahu apa maksud Tuhan atas hidup kita, tapi kita selalu bisa melakukan yang terbaik dengan apa yang Ia sudah berikan saat ini. Kita harus selalu teguh dalam iman supaya kita tidak layu. Kita harus selalu bersyukur di musim yang kita jalani saat ini, karena Tuhan akan memindahkan kita ke musim baru yang lebih berlimpah dan diberkati.
“Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.” (Pengkhotbah 3: 1)
Hak cipta Nina Keegan, disadur dari CBN.com
Apakah kamu butuh dukungan doa? Hubungi SAHABAT 24 kami melalui kontak Whatsapp 0822 1500 2424 atau klik link doa ini: https://bit.ly/ButuhDukunganDoa