Senjata Utama Setan Menjatuhkan Manusia
Kalangan Sendiri

Senjata Utama Setan Menjatuhkan Manusia

Claudia Jessica Official Writer
      3407

Yohanes 8: 42-44

Kata Yesus kepada mereka: "Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku. Apakah sebabnya kamu tidak mengerti bahasa-Ku? Sebab kamu tidak dapat menangkap firman-Ku. Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

 

Bacaan Alkitab setahun: Amsal 1; Yohanes 11; 1 Tawarikh 13-15

Setan datang ke Taman Eden bertujuan untuk menantang umat manusia.  Bisakah kita percaya pada apa yang Tuhan katakan? Setan memiliki keberanian untuk menyebut Tuhan pembohong dalam percakapan pertama yang dia lakukan dengan manusia. Bagaimana dia bisa melakukan hal tersebut?

Tuhan menciptakan Setan dengan memberikannya posisi tertinggi di seluruh surga. Namun Tuhan mendapatinya melakukan pemberontakan sehingga Dia menghakiminya dan menghukumnua dengan membuat Setan meninggalkan surga dan hidup di bumi.

Setan tahu bahwa Tuhan menciptakan api abadi untuknya. Namun dia bangkit di hadapan Tuhan dan menyebutnya pembohong. Ini adalah sifat Setan. Dia tidak punya hati nurani.

Strategi yang ia gunakan terhadap Hawa adalah strategi yang ia gunakan untuk kita juga. Dia membuat Hawa mengabaikan Firman Tuhan. Hawa belum pernah mengalami kematian sebelumnya. Mengapa dia harus mempercayai Tuhan tentang sesuatu yang belum pernah dia lihat? Setan menjauhkan Hawa dari Firman Tuhan, karena itulah satu-satunya cara untuk melawan kebohongan.

Bagaimana cara melawan kebohongan?

 

Kita bisa melawan kebohongan Setan dengan kebenaran Firman Tuhan.

 

Hak cipta oleh Dr. Tony Evans, disadurkan dari crosswalk.com.

Ikuti Kami