1 Korintus 3: 12-15
Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu
permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing
orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak
dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika
pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan
diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 20; Matius 20; 2 Tawarikh 23-24
Orang-orang percaya membangun kehidupannya di atas batu hidup
yaitu Yesus Kristus. Setiap motivasi, setiap perbuatan dan setiap perkataan adalah bahan bangunan yang baik untuk rumah rohani kita.
Rasul Paulus memperingatkan para pengikutnya untuk membangun
denagn hati-hati karena di hari penghakiman, api Tuhan akan menguji kualitas
pekerjaan setiap orang. Api, dalam hal ini, diartikan sebagai kehadiran Yesus yang memurnikan setiap orang.
Waktu aku berdiri di hadapan Juruslamat yang kudus dan adil
itu, semua kayu, jerami dan tunggul dalam hidupku akan hancur. Hal-hal baik
yang dilakukan dengan motivasi yang salah akan lenyap bersama dengan dosa-dosa
rahasia dan sikap buruk kita. Yang tersisa hanya hal-hal baik yang kita katakan
dan lakukan dalam nama Yesus lah yang akan tinggal. Dan waktu sekamnya hilang,
kita akan melihat bahwa Allah itu pribadi yang benar, sesuatu yang sangat berlawanan dengan apa yang kita lakukan selama hidup.
Mendengar penjelasan itu, seseorang biasanya akan berkata, "Yang
penting adalah aku masuk surga." Tapi sikap itu jelas gak tepat karena
penghakiman yang dijalani orang percaya bicara tentang imbalan yang akan kita terima.
Dalam perumpamaan tentang pelayan yang tidak benar, Yesus
menjelaskan konsep daar kepada murid-murid-Nya. Kata-Nya, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam
perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.” (Lukas 16: 10)
Masa-masa hidup kita di bumi adalah babak baru dari kekekalan
yang melayani dan bersukacita dalam Tuhan. Tuhan akan membalas kita dengan tanggung jawab surgawi sesuai dengan kesetiaan kita selama di bumi.
“Kalau
orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.” (Amsal 27: 12)
Aku mau menerima sebanyak mungkin kebaikan Allah seperti yang
Dia tawarkan. Jadi aku bertekad untuk membangun hidupku dengan bahan
berkualitas tinggi dan tahan lama. Hak istimewa melayani hanyalah awal dari
imbalan kekekalan yang akan kita terima. Di surga, akan lebih banyak kemurahan
hati Tuhan yang akan diberikan kepada kita.
Hak cipta Dr. Charles Stanley, disadur dari Crosswalk.com