Filipi
2: 5, 7-8
"Hendaklah
kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga
dalam Kristus Yesus, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam
keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,
bahkan sampai mati di kayu salib."
Bacaan Alkitab
setahun: Mazmur 15; Matius 15; Yunus 1-4
Ego sangat
penting bagi Tuhan bagiNya untuk menawarkan bantuan-Nya.
Dia menolong
saya. Baru-baru ini saya telah melakukan tur atau buku dalam rangka peluncuran
buku baru. Kami melihat antrean yang panjang dan toko yang ramai. Satu demi
satu orang memujiku.
Selama tiga hari
saya merasakan bajir pujian. Saya mulai mempercayai penghargaan. Semua orang
ini tidak mungkin salah. Saya harus menjadi hadiah Tuhan untuk para pembaca.
Saya
membusungkan dada sedemikian rupa hingga aku hampir tidak bisa melihat dimana
harus memberikan tanda tagan pada bukunya.
Seandainya saya
dilahirkan dua ribu tahun sebelumnya, kita mungkin membaaca Injil Matius,
Markus, Lukas dan Yohanes. Saya bertanya-tanya, apakah Alkitab membutuh surat
lain, Tuhan menembakkan panah kerendahan hati ke arahku.
Kami terlambat
untuk penandatanganan buku pada malam hari, karena penandatanganan buku pada sore
telah menunjukkan antrean yang panjang. Sehingga kami berharap terjadi hal yang
sama di toko selanjutnya.
Dengan penuh
keprihatinan, kami menelepon manajer toko buku “Kami berlari di belakang,
beritahu semua orang bahwa kami akan segera tiba”
"Tidak
perlu terburu-buru," manajer toko meyakinkan.
"Bagaimana
dengan orang-orang?"
"Sepertinya
tidak ada yang terburu-buru."
Tidak satu pun
Ketika kami
sampai di toko, untungnya kerumunan dua orang telah menjadi tiga kali lipat
menjadi enam. Kami menjadwalkan penandatanganan selama dua jam, tapi saya hanya
butuh sepuluh menit untuk menyelesaikannya.
Saat saya
menyadari bahwa saya akan sendirian setelah penandatangan selesai, saya
menghujani orang terakhir dengan begitu banyak pertanyaan. Kami membicarakan
tentang orangtuanya, sekolah, nomor jaminan sosial hingga pesta ulang tahun
favorit.
Tapi dia tetap
harus pergi dan saya menjadi sendirian di meja. Tumpukan besar buku-buku Lucado, tidak ada lagi yang mengantri.
Saya bertanya
kepada manajer toko, “Apakah kamu melakukan iklan?”
“Kami telah melakukannya,
lebih dari biasanya,” katanya lalu pergi.
Ketika dia lewat
lagi, saya bertanya “Apakah ada acara penandatanganan lain?”
“Ya, biasanya
kamu mendapatkan respon yang baik,” kemudian dia berjalan lagi.
Saya
menandatangani semua buku di meja saya. Saya menandatangani semua buku Lucado yang ada di rak. Saya
menandatangani buku-buku Tom Clancy dan John Grisham.
Akhirnya seorang
pelanggan datang ke meja dan bertanya, "Apakah kamu menulis buku?"
dia bertanya, dan mengambil buku yang baru.
“Ya, ingin saya
tandatangani?”
“Tidak, terima
kasih,” jawabnya dan pergi.
Tuhan mencapai
sasarannya. Bacaan harian saya keesokan paginya berbunyi “Janganlah engkau
menganggap dirimu sendiri bijak” (Amsal 3:7).
Ketika kamu memenuhi
dirimu sendiri, Tuhan tidak bisa memenuhimu.
Tapi ketika kamu mengosongkan diri, Tuhan memiliki bejanayang beruna.
Copyright (W Publishing Group, 2006) Max Lucado.