Bagaimana  Menikmati Kehidupan Ini?
Kalangan Sendiri

Bagaimana Menikmati Kehidupan Ini?

Claudia Jessica Official Writer
      3300

 

Markus 15: 17

"Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya, menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya."

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 142; Yohanes 19; Zakharia 4-6

Hidupku bukanlah tempat tidur mawar.

Pernyataan yang aneh. Berarti saya tidak pernah menjalani hidup tanpa hambatan dan rasa sakit? Tapi, coba pikirkan tempat tidur mawar yang sebenarnya. Bukankah terdapat duri dan bunga?

Bibiku menanam mawar selama bertahun-tahun. Aku tinggal bersamanya selama hampir setahun ketika aku masih di sekolah menengah dan keluargaku berantakan. Aku ingat dia mengatakan kepadaku untuk tidak berlari melalui kebun mawarnya. Bagaimanapun, dia terlihat seperti memiliki ratusan hektar yang terbentang di lapangan terbuka. Aku bisa lari ke sana.

Tapi aku tidak mau.

Aku hanya ingin berlari melewati taman mawar. Aku ingin merentangkan tanganku lebar-lebar dan berlali di antara deretan bunga mawar, dan menyapu ujung jari-jariku dengan semua bunga yang mekar. Aku ingin menyeka beberapa bunga mekar dan kelopak bunga di sekitar. Kemudian aku bisa mengumpulkan kelompak bunga dan menyebarkannya di sepanjang jalanku.

Seolah-olah aku bisa mengukir tempat baru di dunia ini yang dilapisi dengan keindahan dan tanpa kata-kata dewasa seperti perceraian, penolakan dan kebencian. Aku ingin duniaku lembut, pink dan indah. Aku tidak ingin ayahku meninggalkan keluarga kami. Hatiku tidak dapat memproses bagaimana dia tidak hanya tidak lagi tinggal bersama kami, tetapi juga mulai menarik diri dari kehidupan kami.

Jadi, aku berlari dengan tangan terentang, dan terkejut dengan rasa sakit yang membakar dalam beberapa langkah pertama.

Duri. Duri besar, kejam, dan ganas. Duri yang merobek dagingku dan membuar genangan air mata yang sangat ingin kutahan. Tiba-tiba aku membenci semak itu. Aku ingin memotongnya dan menghantamnya ke tanah. Tapi aku tidak bisa melakukannya. Aku tidak bisa memaksa diriku untuk menghancurkan sesuatu yang menghasilkan keindahan seperti itu.

Aku berdiri mundur dari sumber rasa sakit dan bertanya-tanya, haruskah aku menyebutnya sebagai semak duri atau semak bunga? Sungguh, ini tidak berjalan baik.

Tiba-tiba aku tidak hanya menatap semak. Aku menatap hidupku. Hidupku, seperti tempat tidur mawar itu.

Akankah aku melihat luka itu, atau akankah aku melihat keindahannya?

Lukas 8: 14 mengatakan, "Yang jatuh dalam semak duri ialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang"

Ya, kehidupan terkadang memberi kita duri, tetapi kita memiliki pilihan untuk memarkirkan pikiran kita pada duri atau pada keindahan yang akhirnya dapat dihasilkan dalam diri kita, jika saja kita akan berpegang teguh pada Firman Tuhan. Bagaimana seseorang berpikir akan menjadi apa mereka nanti?

Jika kita terus memikirkan hal-hal negative dalam hidup, kita akan menjadi negatif dan Firman Tuhan akan kesulitan berakar dalam jiwa kita. Namin, jika kita mengakui yang negatif tetapu memilih untuk mencari yang baik yang dapat datang darinya, Firman Tuhan akan berakar di dalam jiwa kita dan menghasilkan keindahan yang subur.

Semua tergantung pada pilihanmu. Hari itu, di taman bibiku, aku memilih untuk waspada pada duri namun menetapkan pikiranku pada mawar yang indah.

Kemudian selama bertahun-tahun, aku tiba pada titik dimana aku menyadari bahwa aku dapat fokus pada rasa sakit yang disebabkan oleh ketidakhadiran ayah atau saya memilih untuk fokus pada hal-hal yang inda dalam hidupku.

Berfokus pada keindahan bukan berarti menyangkal rasa sakit. Tetapi menolak untuk membiarkan mencuri apapin dariku.

Sudah lebih dari 25 taun sejak aku melihat ayahku. Itni sulit bagi hati seorang gadis. Tapi ketika dia gagal, Tuhan telah mengisi banyak celah. Aku tidak harus menjadi anak dari orang tua yang rusak seumur hidupku. Aku bisa menjadi anak Tuhan, mencintai, benar-benar dicintai.

Itu adalah kebenaran yang indah yang bisa kubiarkan tumbuh subur di hatiku.

Ya Tuhan, sangat sulit untuk fokus pada kelopak bunga daripada duri kehidupan. Tapi aku ingin jiwa seharuku dan siap menerima Firman-Mu. Akankah Engkau menghasilkan keindahan dalam hidup meskipun duri telah melukaiku? Dalam Nama Yesus, Amin.

Anda butuh didoakan langsung? Klik link dibawah ini untuk terbubung dengan Tim doa kami http://bit.ly/InginDidoakan

Anda butuh konseling? Klik link dibawah ini untuk konseling. http://bit.ly/inginKonseling

Disadurkan dari crosswalk.com © 2020 oleh Lysa TerKeurst.

 

Ikuti Kami