Yosua 24: 15
Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!" Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu41[/kitab]; [kitab]Kisah13[/kitab]; [kitab]Kelua31-32[/kitab]
Kita sering mendengar tentang ‘kebebasan memilih’ belakangan ini. Namun pikirkanlah tentang hal ini. Makna kata ‘pilihan’ tidak mengisyaratkan dua alternatif.
Ketika Yosua memerintahkan kepada kaum Israel demikian, “pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah”, pilihan yang ia berikan adalah antara Allah dan dewa buatan manusia, Baal. Sebelum menunggu balasan dari kaum Israel, Yosua memberitahukan pilihannya, “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan!”
Pilihan diberikan di seluruh Alkitab seperti halnya di seluruh kehidupan kita. Berulang kali melali Kitab Suci, pilihan dibuat oleh Allah dan manusia. Allah memerintahkan manusia untuk membuat pilihan, namun hanya setelah membekali informasi yang cukup bagi manusia sehingga pilihannya adalah pilihan yang bisa dipertanggungjawabkan. Informasi diperlukan untuk membuat pilihan yang cerdas.
Allah telah memberikan informasi mengenai diri-Nya, kekudusan-Nya, keadaan manusia yang telah berdosa, ketetapan Allah atas dosa tersebut, Yesus Kristus, dan janji-Nya kepada manusia (baca Galatia 6: 6-8). Ia berfirman bahwa apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.
Dalam acara televise berjudul Truth or Consequences, pembawa acaranya kerap kali berkata demikian kepada para kontestan, “Apabila Anda tidak mengatakan yang sebenarnya, maka Anda harus menanggung konsekuensinya.” Demikian pula halnya dengan pilihan. Apabila Anda membuat pilihan yang salah, maka Anda harus menanggung konsekuensinya. Namun apabila Anda membuat pilihan yang benar, maka Anda memperoleh segala keuntungannya. Jadi, yang paling baik adalah memilih dengan bijaksana, seperti yang dilakukan Yosua, karena pilihan yang kita ambil berpotensi memengaruhi kehidupan kita, lebih baik atau lebih buruk.
Menentukan pilihan yang benar adalah hal sulit, tetapi akan menjadi mudah ketika melibatkan Tuhan didalamnya