Mazmur 100:4
Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya!
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 150; Wahyu 6; Ester 5-6
Belum lama ini saya bertemu seorang pria muda yang bermasalah, tetapi belum memiliki rasa lapar akan Tuhan. Dia seorang penulis dan memiliki wawasan yang bersinar lewat pergumulannya dalam mencapai kesuksesan hidup.
Saya mendengar dia berbicara di telepon, dan sebelum ia menutup telepon, bukannya mengatakan, "Semoga harimu indah," dia mengatakan sesuatu yang membuat saya berpikir terus.
"Miliki hari yang penuh syukur," itu yang diucapkan anak muda itu.
Bagaimana saya perintah itu untuk hati saya sendiri.
Saya cenderung untuk fokus pada hal negatif meskipun saya memiliki kehidupan yang diberkati oleh Tuhan. Ketika keadaan sulit muncul, saya fokus pada apa yang buruk dalam hidup saya. Alih-alih bersyukur, malah mengeluhkan yang keluar dari mulut saya karena didorong oleh hati yang dicengkeram oleh perasaan mengasihani diri sendiri.
Setelah mendengar apa yang dikatakan pemuda ini, saya berdoa, "Tuhan, tolong saya untuk memiliki hari yang penuh rasa syukur."
Dan Allah telah menunjukkan saya bagaimana caranya.
Dia telah membuka mata saya lagi untuk semua yang baik di sekitar saya dan untuk kebaikan yang datang dari situasi sulit.
Ketika saya di luar saya bisa melihat keindahan alam dan bersyukur bukannya fokus pada diri sendiri dan resah atas krisis terbaru dalam hubungan saya.
Tidak lama setelah mendengar pria muda itu mengatakan, "Miliki hari yang penuh syukur," saya masuk ke ruang gawat darurat dengan gejala menakutkan dan harus menginap untuk observasi.
Bahkan saat itu Allah membantu saya memiliki hari yang penuh syukur. Daripada menghabiskan waktu saya khawatir tentang apa yang salah dengan tubuh saya, saya berterima kasih kepada-Nya untuk kebaikan dan kepedulian perawat, dokter, teknisi perawatan pasien, dan pekerja rumah sakit lainnya. Saya berterima kasih kepada-Nya untuk seberapa sehat tubuh saya setelah bertahun-tahun. Saya berterima kasih kepada-Nya untuk kesempatan untuk mengijinkan cahaya-Nya bersinar melalui saya sementara saya berada di rumah sakit. Saya berterima kasih kepada-Nya bahwa Dia akan membuat segala yang baik dari situasi ini-bahkan jika saya tidak bisa melihat apa itu pada saat ini.
Saya bersyukur kepada Tuhan untuk anakku dan suami yang menemani saya dan mendorong saya seluruh cobaan dimana saya "kehilangan kendali" atas apa yang terjadi pada tubuh saya.
Tidak hanya saya bersyukur kepada Tuhan, tapi saya berterima kasih kepada semua orang yang saya sebutkan di atas.
Dan ketika vonis datang mengenai gejala saya, saya bersyukur kepada Tuhan bahwa itu bukan masalah yang terlalu serius dan bahwa saya bisa pulang.
Apa yang saya temukan seperti yang telah saya tekadkan untuk lakukan setiap hari-bukan hanya hari Thanksgiving - hari penuh syukur, adalah bahwa rasa syukur saya di masa lalu sering kali muncul setelah waktu yang sulit berakhir. Allah telah menunjukkan kepada saya bahwa bersyukur di tengah-tengah masa sulit itu membantu saya untuk memiliki kedamaian dan untuk menjaga kepercayaan saya kepada Dia.
Ketika saya berpikir tentang hati yang bersyukur, saya ingat apa yang Allah perintahkan kepada kita semua untuk lakukan:
"Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." 1 Tesalonika 5:18.
"Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." Mazmur 107: 1.
Bahkan ketika sesuatu yang buruk menjadi lebih buruk, selalu ada begitu banyak hal untuk disyukuri - hal ini tidak pernah berubah, seperti kasih-Nya bagi saya, keselamatan saya, dan janji-Nya untuk bersama saya selalu. Dan daftar ini terus bisa Anda tambahkan sendiri. Hari ini, hal apa saja yang Anda bisa syukuri untuk membuat hari yang penuh rasa syukur?
Ketika aku bersyukur, saya merasakan kedekatan dengan Allah dan mengingat pemeliharaan-Nya bagi saya. Rasa syukur membuat kita lebih kuat dan bersukacita menghadapi kesengsaraan seberat apapun. (Elaine Creasman)