Anak atau Budak?
Kalangan Sendiri

Anak atau Budak?

Lori Official Writer
      5866

Lukas 15: 29

Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah Bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku.


Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]Mazmu8[/kitab]; [kitab]Matiu8[/kitab]; [kitab]IIRaj7-8[/kitab]

Masih ingat cerita Yesus tentang anak yang hilang dalam [kitab]Lukas15:11-32[/kitab] bukan? Di bagian tersebut dikisahkan bagaimana anak sulung merasakan kecemburuan yang besar terhadap adiknya. Ia digambarkan seperti seorang anak yang menyedihkan. Tinggal bersama Bapanya, melayani dengan setia dan belum pernah melanggar perintah Bapanya, namun Bapanya belum pernah memberikan seekor anak kambing pun untuk dinikmati bersama dengan teman-temannya. Mengapa Ia belum pernah menikmati kelimpahan Bapanya, bahkan untuk seekor anak kambing sekalipun? Apakah Bapanya pilih kasih sehingga lebih mengasihi si anak bungsu? Tentu saja tidak. Anak sulung tidak mendapat karena ia tidak pernah meminta!

Bayangkan saja jika ia mau meminta kepada Bapanya, bagaimana mungkin Bapanya tidak memberi apa yang ia minta. Jika anak bungsu yang demikian berdosa saja diterima dan dikasihi oleh Bapanya, apalagi anak sulung yang sudah melakukan tanggung jawabnya. Bapanya sendiri menjawab kekecewaan si sulung dengan berkata, “Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu (Lukas 15:31)”. Dengan kata lain, sebenarnya berkat itu sudah tersedia untuk dia. Hanya saja si sulung tidak memiliki mentalitas anak, ia justru menilai diir sebagai budak sehingga memiliki keraguan meminta kepada Bapanya.

Kisah ini mengingatkan kepada kita tentang hubungan kita dengan Tuhan. Berkat Tuhan selalu tersedia bagi kita, tapi kita enggan memintanya. Entah karena tidak percaya bahwa Bapa surgawi akan memberi atau menolak. Entah karena kita takut dicap orang Kristen ‘peminta-minta’. Atau terlalu malas untuk berdoa. Apapun alasannya, kita tidak akan mendapat jika kita tidak meminta. Yesus juga pernah berkata, “Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu (Yohanes 16:24)”. Ya, Yesus ingin melihat kita bersukacita karena itu Dia ingin memberikan apa yang kita minta. Dia adalah Bapa yang baik, jadi mengapa harus ragu dan takut meminta sesuatu kepada-Nya?


<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style> Tuhan menghendaki anak-Nya untuk meminta secara bebas. Jadi berhentilah untuk takut dan ragu!

Ikuti Kami