2 Korintus 5:18
Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 39; Kisah Para Rasul 11; Keluaran 27-28
Hidup ini adalah tentang belajar mengasihi. Tuhan ingin kita menghargai hubungan berusaha memperbaikinya daripada membuangnya saat retak atau terluka. Untuk alasan inilah di dalam kitab Perjanjian Baru sebagian besar mengajarkan kita tentang bagaimana membangun hubungan dengan sesama. Bahkan Rasul Paulus mengungkapkan bahwa kemampuan kita membangun hubungan dengan sesama adalah tanda kedewasaan rohani (Roma 5:1-5).
Kristus pun ingin agar para pengikut-Nya dikenal melalui kasih terhadap satu sama lain. Oleh karenanya sebuah hubungan yang retak atau bahkan konflik diantara sesama umat percaya adalah sebuah kesaksian yang rusak bagi mereka yang belum mengenal Tuhan. Paulus mengecam kondisi serupa ini yang terjadi di kota Korintus karena jemaat saling membawa perkara mereka ke pengadilan. Paulus sangat prihatin karena tidak ada dari jemaat tersebut yang dapat mendamaikan mereka.
Yesus ingin kita dikenal sebagai seorang pembawa damai, bahkan Ia berkata, "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah." Ia tidak berkata, "Berbahagialah orang yang suka damai," karena semua orang suka damai. Ia juga tidak berkata, "Berbahagialah orang yang hidup dengan damai," yaitu mereka yang tidak pernah terganggu oleh apapun. Yesus mengatakan bahwa mereka yang berbahagia adalah orang yang secara aktif bekerja untuk mendatangkan kedamaian.
Para pembawa damai sangat sedikit sekali dan sulit ditemukan, padahal setiap orang percaya seharusnya menjadi pribadi-pribadi yang seperti itu, karena kita dipanggil untuk mengasihi dan membagikan kasih itu. Hari ini, apakah kita dikenal sebagai seorang pembawa damai dan kasih menjadi ciri kehidupan kita?
Menciptakan kedamaian adalah ketrampilan yang sangat penting dan harus kita kuasai