2 Samuel 1: 17
Daud menyanyikan nyanyia ratapan ini karena Saul dan Yonatan, anaknya.
Bacaan Alkitab
Setahun: [kitab]Mazmu6[/kitab]; [kitab]Wahyu12[/kitab]; [kitab]Nehem4-5[/kitab]
Kematian
pemusik klasik Lorin Maazel pada Juli 2014 lalu menimbulkan kesedihan mendalam
bagi para penggemarnya. Wajar memang karena ia telah berkontribusi besar bagi
perkembangan musik klasik. Salah satunya mengembangkan teknik tongkat berbasis
memori yang membuat para konduktor musik tidak perlu terlalu bergantung pada
partitur (catatan nada musik) saat memimpin orkestra. Selain itu, Lorin juga
berkontribusi besar dalam kesuksesan konser New York Philharmonic di Korea pada
tahun 2008. Konser itu menjadi titik awal bahwa musik mampu menembus segala
perbedaan pandangan politik.
Wajar sekali bila kita berduka secara mendalam ketika kehilangan orang yang telah melakukan banyak kebaikan semasa hidupnya. Namun perikop pagi ini mengingatkan kita tentang duka Daud terhadap kematian Saul dan anaknya Yonatan. Sungguh sangat tidak lazim, ketika Daud meratapi kematian Saul, seorang yang sangat membenci dan pernah berencana membunuhnya. Saul adalah penyebab dibalik penderitaan hidup Daud selama bertahun-tahun hingga harus kehilangan keluarganya.
Sekalipun demikian, ia sama sekali tidak membenci Saul, Daud memilih tidak mengenangnya sebagai musuh maupun penjahat, tetapi pahlawan Israel yang gagah berani. Seperti dalam nyanyian ratapan Daud dalam 2 Samuel 1: 23, “Saul dan Yonatan, orang-orang yang dicintai dan yang ramah, dalam hidup dan matinya tidak terpisah. Mereka lebih cepat dari burung rajawali, mereka lebih kuat dari singa.”
Hari ini ingatlah
selalu ada banyak alasan untuk membenci. Namun apapun alasannya, jangan
membenci siapapun karena perbuatannya. Tuhan menciptakan setiap orang itu baik,
hanya saja perbuatannyalah yang jahat. Jadi, sabar dan doakanlah mereka yang telah
membenci dan bertindak buruk kepada Anda.
Jangan pernah menanamkan dendam kepada
mereka yang memusuhimu, melainkan ampuni dan kasihilah mereka.