Suatu kali ada seorang anak laki-laki bertengkar dengan kakaknya dan pengalaman tersebut meninggalkan perasaan pahit di dalam dirinya. Saat kakaknya ingin meluruskan permasalahan, ia tidak mau mendengarkan penjelasannya. Bahkan, ia tidak mau berbicara dengan kakaknya seharian.
Waktu tidur pun tiba, dan ibu mereka berkata kepada sang adik, “Apakah kamu tidak berpikir bahwa kamu perlu mengampuni kakakmu sebelum tidur? Ingat, Alkitab mengatakan kepada kita, Janganlah matahari terbenam, sebelum padam kemarahanmu”. Sang anak tampak kebingungan. Ia berpikir sebentar lalu berkata, “Tetapi bagaimana caranya agar aku bisa mencegah matahari tidak terbenam?
Sikap yang ditunjukkan oleh sang adik mengingatkan saya akan sikap sebagian orang kristiani. Mereka marah kepada seseorang dan menyimpan dendam. Saat dihadapkan dengan sikap mereka yang tidak bersedia mengampuni dan diminta untuk meluruskan permasalahannya, mereka justru menghindar dan tidak mau menaati perintah Kitab Suci yang sudah jelas.
Memang benar kita tidak dapat mengubah hati orang lain. Akan tetapi, kita bertanggung jawab atas sikap kita sendiri. Alkitab berkata, “Hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu [kitab]efesu4:32[/kitab].
Kita memang tidak dapat mencegah matahari untuk terbenam. Namun, kita dapat berhenti marah sebelum matahari terbenam. Dan itu berarti kita harus mengampuni.
Untuk setiap menit yang anda gunakan untuk marah, anda kehilangan 60 detik kebahagiaan.
Demi kenyamanan Anda selama mengakses Jawaban.com, kami menggunakan cookie untuk memastikan situs web kami berfungsi dengan lancar serta memberikan konten dan fitur yang relevan untuk Anda, dan meningkatkan pengalaman Anda di situs web kami. Data Anda tidak akan pernah diperjualbelikan atau digunakan untuk keperluan pemasaran. Anda dapat memilih untuk Setuju atau Batalkan terhadap penggunaan cookie dalam situs web ini. Learn more