Integritas
Kalangan Sendiri

Integritas

Puji Astuti Official Writer
      4768

Roma 2:21

Jadi bagaimanakah engkau yang mengajar orang lain, tidakkah engkau mengajar dirimu sendiri? Engkau yang mengajar: “Jangan mencuri,” mengapa engkau sendiri mencuri?

Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 69; Markus 13; Bilangan 21-22

Mana yang paling mudah, berbicara atau bekerja? Tentunya yang paling mudah adalah berbicara bukan? Dan yang paling sulit adalah bekerja. Seseorang paling gampang berbicara, mengkritik tetapi sering kali kurang memahami betapa sulitnya bertindak atau mengerjakan yang dibicarakan. Di sinilah muncul apa yang dipahami dengan integritas. Integritas merupakan satunya kata dan tindakan. Integritas menjadi sesuatu yang penting untuk membangun sebuah komunitas yang baik, entah itu di suatu keluarga, masyarakat, lembaga atau instansi, perusahaan maupun gereja.

Seorang pimpinan mengingatkan anak buahnya untuk tidak boros memakai uang, tetapi hobinya ternyata suka berbelanja. Seorang ayah melarang anaknya untuk mengambil barang milik temannya, tetapi suatu ketika sang ayah ketahuan melakukan tindakan korupsi dan akhirnya masuk penjara. Nah, tidak mudah bukan untuk melakukan sesuatu yang telah dikatakan. Integritas adalah sesuatu yang dinilai dan dituntut oleh banyak orang kepada kita termasuk oleh Tuhan.

Sebuah integritas sejati sangat dibutuhkan untuk  menjadi anak-anak Tuhan. Inilah yang ditekankan oleh Rasul Paulus. Sehingga ia menegur siapa pun yang pada saat itu merasa hebat sebagai orang Yahudi, orang-orang bersunat, yang merasa tahu segalanya. Dalam praktik hidup, orang-orang Yahudi mengajar dan menuntut orang lain supaya hidup benar dan kudus, tetapi ternyata ada banyak kebusukan dan kemunafikan dalam hidup mereka.   Ternyata orang-orang yang berteriak-teriak, mengajarkan kebenaran ternyata seorang penipu dan pencuri. Malahan orang yang tidak bersunat hidupnya lebih baik dan taat.

Seorang sahabat mengkritik rekan kerjanya demikian, “Katanya rajin membaca Alkitab. Ah, ternyata tidak pernah dipraktikkan! Katanya punya karunia musik. Ah, disuruh melayani saja tidak mau malahan minta dibayar tinggi! Katanya pebisnis Kristiani.Ah, ternyata tukang tipu juga! Katanya ingin hidup baru. Ah, ternyata cara hidup yang lama masih dipakai terus!”  Dan seterusnya. Inikah yang dinamakan sebuah integritas?

Bagaimana dengan kita sekarang? Apakah kita termasuk orang yang berintegritas tinggi? Atau sebaliknya? Dan kita perlu waspada! Dunia di mana kita bekerja penuh dengan tantangan tetapi bukan berarti kita tanpa penyertaan Tuhan. Selamat menjadi pekerja Kristus yang senantiasa membawa terang-Nya. Selamat mewujudkan integritas sejati. Tuhan memberkati. — (Pdt. Yossy Nugraha/KristusHidup.com)

Bagaimana kita selama ini memandang integritas diri kita?

Ikuti Kami