Teach Me to Shut Up
Kalangan Sendiri

Teach Me to Shut Up

Lestari99 Official Writer
      10450
Pengkhotbah 3:7
Ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, ada waktu untuk berbicara.

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 117; 1 Korintus 5; Rut 1-2

Orang yang dapat menyesuaikan sikapnya dalam suatu siatuasi, dialah yang akan mendapatkan keuntungan dari situasi tersebut. Diam merupakan pelajaran yang sangat sulit buat orang seperti saya. Sejak kecil orang-orang di sekitar saya selalu bilang kalau saya adalah orang yang "nggak bisa diam". Bahkan waktu SMU, saya pernah dinobatkan sebagai cowok paling "bawel" di kelas.

Diam dapat diartikan bermacam-macam. Kadang diartikan sebagai cuek atau tidak mau tahu. Tapi secara positif, diam berarti memperhatikan (pay attention). Setiap kalimat "pay attention" yang tertera pada alat-alat listrik atau tempat-tempat tertentu harus kita perhatikan dengan baik. Karena apa yang dikatakan kemungkinan besar dapat menyelamatkan hidup kita dari bahaya.

Pada waktu kita diam dan memperhatikan orang lain yang sedang berbicara, pada saat itulah kita sedang menghargai mereka dan apa yang mereka katakan. Diam berarti berusaha memahami orang lain. Saya menemukan bahwa orang yang tidak mau menghargai perkataan orang lain adalah orang yang sangat lamban dalam belajar.

Sebagai seorang pendeta muda, berkali-kali saya terganggu oleh orang-orang yang asyik ngobrol selama saya berkhotbah. Kadang ada orang yang ngobrol dengan suara yang cukup keras sehingga mengganggu konsentrasi orang lain. Alhasil saya dapat memastikan bahwa orang tersebut tidak mengerti apa yang saya sampaikan. Dan saya dapat memastikan bahwa orang tersebut tidak menghargai orang yang sedang berbicara dan orang-orang lain yang sedang mendengarkan.

Saat terpenting untuk kita diam ialah saat emosi dan pikiran kita kacau. Saya mengingat banyak peristiwa yang saya sesali karena berbicara pada saat emosi sedang tidak stabil dan pikiran sedang kacau. Hasilnya, ada orang-orang yang sakit hati atau kecewa oleh perkataan saya.

Sampai dengan saat ini, diam masih merupakan mata pelajaran yang terus saya gumuli setiap saat. Salah satu doa saya sejak malam tahun baru ialah "teach me to shut up LORD". Karena pada waktu saya diam, saya belajar. Pada waktu saya diam, saya menghargai orang lain. Dan saat saya diam, saya mendapatkan nformasi yang penting untuk saya hidup lebih baik lagi.

Belajar untuk diam adalah belajar menemukan rahasia hati yang tak dapat kita temukan dengan terus berkata-kata.

Sumber : Ps. Ferry Felani, S.Th. Pastor of City Gate Apostolic Community

Ikuti Kami