Allah Yang Misterius
Kalangan Sendiri

Allah Yang Misterius

Budhi Marpaung Official Writer
      7166
Ibrani 1:1-2
"Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta."

Bacaan Kitab Setahun: Mazmur 10; Wahyu 16; Nehemia 12-13

Seorang anak kecil terlihat begitu senang saat melihat seorang pesulap melakukan aksinya. Matanya tidak pernah berkedip sedetik pun dari panggung yang ada di hadapannya. Pandangannya seolah mengatakan bahwa ia tidak ingin ketinggalan satu pun dari pertunjukkan tersebut.

Tanpa anak kecil itu sadari, ternyata ada seorang ibu yang memperhatikan tingkah lakunya. Ia melihat bukan karena ingin bermaksud jahat, tetapi benar-benar karena terkesan oleh sikapnya yang begitu polos. Wanita paruh baya itu pun mendekat dan bertanya kepada anak kecil itu, "Nak, kamu suka dengan sulap itu? Apa yang kamu sukai dari sulap tersebut?" Anak kecil itu pun menjawab, "iya, aku suka sulap. Apalagi pas lagi hilangin barang, keren banget deh", Ibu itu pun mengangguk-angguk kepalanya tanda ia sedang mendengarkan anak tersebut berbicara. Ia tahu, anak seusia itu tidak bisa memahami yang mereka tonton. Walaupun sulap bagi orang dewasa adalah sebuah tipuan, tetapi bagi orang yang masih kecil, hal itu merupakan sesuatu yang menarik karena penuh dengan misteri.

Sebagai orang Kristen, kita pun berdiri dengan penuh kekaguman di hadapan kemuliaan dan misteri dari Allah yang tak terselami itu. Namun, kita mendapatkan keuntungan besar karena kita melihat Allah dinyatakan di dalam Yesus, yang berkata, "Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa" (Yohanes 14:9). Saat Yesus mati tergantung di atas kayu salib, Dia sedang menyatakan belas kasih dan cinta Allah kepada kita.

Setiap kita mungkin tidak dapat mengetahui semua rahasia Allah, namun mengucap syukurlah kepada Allah karena Dia memberikan anugerah bagi kita untuk memahami kasih-Nya yang tidak terselami itu. Misterius? Iya, tetapi itulah Allah yang kita sembah.

Memahami Allah seratus persen takkan pernah bisa Anda lakukan, tetapi menyembah-Nya adalah suatu kewajiban yang harus Anda jalani.

Ikuti Kami