Untuk melangkah maju, sebenarnya kita membutuhkan kritik. Sayangnya, tidak setiap orang siap untuk menerimanya. Selain karena membuat telinga merah, kritik juga seringkali dinilai sebagai sebuah bentuk pertentangan. Orang yang melontarkannya pasti memiliki sikap atau pandangan yang bertolak belakang dengan kita. Karena seringkali kritik datang di saat yang tidak tepat menurut kita atau dari orang yang kita anggap tidak layak. Sehingga tidak sedikit orang yang akhirnya kebakaran jenggot karena kritik bertubi-tubi yang diarahkan padanya.
Faktanya, kritik tidak selalu menunjukkan sebuah pertentangan. Bisa saja kritik malah merupakan sebuah bentuk dukungan jika kita melihatnya dari sisi yang berbeda. Bisa saja orang memberikan kritik karena mereka memperhatikan kita. Itu adalah sebuah bentuk perhatian, jika tidak, untuk apa mereka melakukannya? Logikanya begitu.
Harry Indonesia Idol meresponi kritikan pedas para juri layaknya sebuah cemeti. "Komentar yang pedas itu malah mendidik saya untuk maju," paparnya. Dengan dikritik, ia bisa memahami sisi-sisi manakah dari tekhnik vokalnya yang harus diperbaiki. Kritikan itu mendorongnya untuk maju dan berusaha menjadi lebih baik lagi.
Menghindar dari kritik mungkin akan membuat kita nyaman, tetapi tidak akan menambahkan apa-apa bagi kemajuan kita. Lagipula akan selalu ada seseorang yang siap mengkritik kita. Hadapi saja dengan hati yang lembut dan pikiran yang terbuka. Jadi bagaimana, Anda siap dikritik?
Alergi dikritik tidak akan membuat kita lebih maju.