Seringkali kita berdiam diri, memikirkan sesuatu agar kita dapat bertindak dengan benar. Itu bukanlah hal yang salah. Bisa menjadi suatu kesalahan bila seharusnya kita bertindak tapi kita tetap berdiam diri. Dalam ayat ini, Yesus memang mengucapkan sesuatu yang sangat penting akan panggilannya di dunia ini. Mungkin kita berharap, ketika Yesus meminta murid-muridnya untuk pergi, Yesus meminta mereka untuk merenungkan ucapannya itu. Tetapi tidaklah demikian.
Mungkin dengan berdiam diri kita bermaksud untuk mencari Allah dan menemukan kehendak-nya. Tapi hal itupun tidak dapat dibenarkan ketika kita berdiam diri memikirkan suatu tugas yang seharusnya kita kerjakan bukan hanya sekedar untuk direnungkan. Berkat Allah pun tidak akan ada di dalamnya. Allah akan mengambil inisiatif, mendorong kita untuk melakukan sesuatu. Petunjuk-nya bagi kita jelas, "Jangan duduk atau berdiri saja, pergilah!!"
Jika kita menanti dengan tenang di hadapan Allah setelah Dia berkata kepada kita, "Marilah menyendiri ke tempat yang sunyi..." maka itu adalah waktunya bagi kita untuk berdiam diri mencari kehendak-Nya (Markus 6:31). Namun berhati-hatilah, jangan sampai kita terus berdiam diri pada saat Tuhan berbicara. Ijinkan Dia menjadi sumber dari semua impian, sukacita dan kegembiraan Anda dengan pergi dan mengikuti segala perintah-Nya. Jika Anda mengasihi seseorang, jangan duduk saja dan berdiam diri memikirkan orang itu sepanjang waktu - pergilah dan lakukan sesuatu untuknya. Itulah yang diharapkan Yesus untuk kita lakukan. Berdiam diri setelah Allah berbicara merupakan petunjuk bahwa kita tidak mempercayai-Nya.
Daripada berdiam diri, lebih baik pergi dan melakukan sesuatu bagi-Nya.