Memiliki Penguasaan Diri Ibarat Membangun Tembok Pertahanan yang Kuat
Kalangan Sendiri

Memiliki Penguasaan Diri Ibarat Membangun Tembok Pertahanan yang Kuat

Lori Official Writer
      686

Ayat Renungan: Galatia 5:22-23“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri...”

 

Penguasaan diri berarti mampu mengendalikan diri secara fisik maupun emosional. Alkitab menekankan penguasaan diri sebagai salah satu buah Roh yang menjadi tanda kedewasaan rohani. Tanpa penguasaan diri, kita mudah jatuh dalam godaan, sulit membuat keputusan bijak, dan tidak sungguh-sungguh mengejar kehendak Tuhan.

Amsal 25:28 menggambarkan orang yang tidak mampu menguasai diri seperti "kota yang temboknya runtuh". Kita  tahu bahwa tembok yang dibangun di setiap sudut kerajaan dirancang untuk menghalau musuh. Para penjaga di gerbang umumnya tidak mengizinkan orang sembarangan masuk, dan pertahanan ini dijalankan oleh para penjaga dan bagaimana gerbang itu selalu diawasi sepanjang hari. Sama seperti alat CCTV yang kita pasang di rumah atau di depan gerbang perumahan, fungsinya sama yaitu untuk memperkuat pertahanan. Begitu juga dengan kita sebagai individu harus membangun penguasaan diri yang kuat. 

Lalu bagaimana kita bisa membangun penguasaan diri dalam kehidupan sehari-hari? Salah satunya adalah dengan belajar merespons, bukan bereaksi. Ketika kita bereaksi, emosi mengambil alih, sehingga kita mudah berkata atau bertindak menyakitkan. Namun saat kita merespons dengan bijaksana, kita membiarkan Roh Kudus menuntun kita.

Hal lain yang juga bisa kita hidupi untuk memiliki penguasaan diri adalah memperhatikan cara kita berperilaku - seperti cara berbicara, menyampaikan pandangan, dan menjawab orang lain. Kalau dari sisi fisik, penguasaan diri perlu diperhatikan dari cara kita makan, mengadopsi gaya hidup yang baik, menggunakan uang dan waktu dengan bijak. Kecil kemungkinannya seseorang akan obesitas kalau dia bisa mengendalikan pola makannya dan kecil kemungkinan orang akan berhutang jika mereka memperhatikan gaya hidup dan cara mereka mempergunakan uang. 

Tidak heran jika penguasaan diri disebut sebagai salah satu buah Roh dalam Galatia 5: 22-23, karena hal ini menjadi satu poin penting yang bukan saja menuntun kita kepada kehendak Tuhan, tetapi juga menjadi acuan bagi dunia di dalam menilai kehidupan kekristenan kita. Ada saatnya kita bisa lemah, tetapi kita harus selalu kembali menatap kepada teladan penguasaan diri terbesar kita yaitu Yesus Kristus, yang hidup tanpa dosa dan menghidupi setiap buah Roh dalam diri-Nya.

Hari ini, saya mau mengajak Anda untuk bertanya kepada diri kita masing-masing: Apakah selama ini saya lebih sering bereaksi dengan emosi atau merespons dengan bijaksana? Semoga Firman Tuhan pagi ini bisa mengingatkan kita Kembali untuk memupuk buah roh penguasaan diri, sehingga hidup kita berdiri kokoh menjadi "tembok pertahanan" rohani yang kuat.

 

Action Praktis:

Hari ini, pilihlah satu area dalam hidup Anda—baik dalam perkataan, perilaku, penggunaan waktu, atau pola hidup—dan latihlah penguasaan diri dengan melibatkan doa serta bimbingan Roh Kudus.

Ikuti Kami