Ibrani 10: 23
Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia
Bacaan Alkitab setahun: Amsal 27; Filipi 4; 2 Tawarikh 12-13
Pernahkah Anda berpikir batu seberat 150kg mampu memberikan pijakan ketika Anda tergelincir? Seorang pejakan kaki di Camelback Mountain di Phoenix, Arizona, mendapati hal sebaliknya. Ketika ia percaya batu tersebut menopangnya, batu itu justru tergelincir dan menimpa kakinya.
Ketika saya melihat helicopter penyelamat yang membawanya ke rumah sakit terdekat, saya menyadari hal yang sama mungkin saja terjadi dalam perjalanan saya dengan Kristus.
Seperti batu seberat 150kg yang terlihat aman untuk dipijak, saya berpikir bahwa dunia ini akan memberikan stabilitas yang saya inginkan. Saya kehilangan pijakan yang dengan jelas tersedia di depan saya beberapa kali karena tergoda untuk berpegangan pada dosa untuk menguatkan saya. Saya sering mendapati diri saya terjebak dalam dosa.
Selama bertahun-tahun, saya memperhatikan dimana tepatnya gangguan itu terjadi? Saya ingat, itu ketika saya dipanggil untuk keluar dari zona nyaman saya.
Saya berjalan bersama Kristus, dan dipanggil untuk melakukan pekerjaan baru yang menantang untuk membawa kemuliaan bagi nama-nya. Aku menatap jalan panjang dengan rintangan yang menanti di depan. Saya berpgegang teguh pada iman saya dan mengatakan dengan antusias sekaligus sedikit takut, “Ya Tuhan!”
Kemudian saya dihadapkan dengan kesulitan. Awalnya terlihat sulit namun masih bisa dilakukan, tapi sekarang terlihat tidak mungkin. Ketika saya tertangkap basah, saya menemukan diri saya tergelincir ke dalam ketidakamanan, keraguan dan ketakutan. Saya mulai bertanya-tanya, seperti yang dilakukan orang Israel, “Tuhan, apakah Engkau membawa saya ke sini untuk mati?” Saya dibiarkan dengan pilihan: berpegang teguh pada iman saya atau goyah terhadap dosa.
Hati yang cemas tidak akan menuntun kita kepada kelegaan. Dunia tidak akan menyelamatkan kita, maupun memberikan kenyamanan. Faktanya, ketergantungan pada apa pun selain Kristus akan menghancurkan kita di bawah beban yang seharusnya tidak pernah kita pikul.
Namun, kabar baiknya terselip dalam Firman Tuhan Ibrani 10: 23 “Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.”
Ketika Tuhan telah memanggil kita dari zona nyaman untuk melakukan pekerjaan-Nya, Dia setia melakukan apa yang Dia janjikan.
Akankah kita berpegang teguh pada harapan kita, percaya bahwa Dia yang berjanji adalah setia? Atau akankah kita goyah dalam iman kita, dan dicobai oleh dosa?
Untuk sesaat, kita mungkin menemukan kelonggaran dalam dosa, namun dosa tidak pernah memberikan apa yang kita butuhkah, harapan sejati kita hanya ada dalam Yesus Kristus!
Hak cipta oleh Bath Knight. Disadurkan dari crosswalk.com.