Matius 8:22
Tetapi Yesus berkata kepadanya : “Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.”
Bacaan Alkitab Setahun : [kitab]Mazmu150[/kitab]; [kitab]Wahyu6[/kitab]; [kitab]Ester5-6[/kitab]
Yesus terkesan kejam saat seorang murid-Nya ingin menguburkan ayahnya yang meninggal namun tidak diperbolehkan Yesus, seolah-olah Yesus tidak punya belas kasihan untuk anak yang ingin berbakti kepada orangtuanya itu. Sebelumnya, Yesus juga menolak seseorang yang ingin mengikut Dia, padahal orang itu sudah siap mengikutinya kemana saja Dia pergi, namun ditolak Yesus.
Jadi, Yesus maunya apa sih? Mungkin itu pikiran yang terlintas saat membaca perikop ini. Tentu Yesus punya maksud dan tujuan-Nya sendiri yang bisa jadi tidak kita mengerti. Tapi kita selalu percaya bahwa Dia selalu memberikan yang terbaik bukan? Kita tahu bahwa Dia mengetahui hati kita masing-masing.
Berbakti kepada orangtua saat mereka sudah meninggal, tidaklah berguna lagi. Jadi, selagi mereka masih ada di samping kita, berbaktilah kepada orangtua yang telah melahirkan dan atau membesarkan kita. Namun, utamakanlah Tuhan di dalam segala jalan yang ditempuh.
Ketika kita merasa bahwa kita sudah siap meninggalkan segalanya demi Yesus, cobalah selidiki hati kita sendiri. Benarkah kita sudah siap? Benarkah kita maupun hati kita terpaut pada-Nya dan mengikuti-Nya kemanapun Dia melangkah, apapun resikonya? Selidiki hati kita yang paling dalam sebelum membuat komitmen yang serius kepada Tuhan.
Dalam hal mengikut Yesus, selagi hidup di dunia ini, lakukan dua hukum utama yang Tuhan berikan kepada kita. Kasihilah Tuhan dengan segenap hatimu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Jangan dibalik-balik, jangan juga tidak dilakukan.
Tentu Yesus punya maksud dan tujuan-Nya sendiri yang bisa jadi tidak kita mengerti. Tapi kita selalu percaya bahwa Dia selalu memberikan yang terbaik bukan?