Para murid Yesus hampir-hampir tak dapat mempercayai pendengaran mereka. Sudah lupakah Yesus bagaimana baru-baru ini orang-orang Yahudi di Yerusalem mencoba untuk membunuh-Nya? Mengapa Yesus ingin membahayakan hidupnya dengan kembali ke Yudea? (Lihat Yohanes 11:1-16). Namun Yesus baru saja mengumumkan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia akan pergi ke Betania untuk mengunjungi sahabat-Nya Lazarus yang sakit parah. Berita ini membuat para murid kuatir karena Betania hanya berjarak tiga kilometer dari Yerusalem. Para murid mencoba mengubah pikiran-Nya. “Rabi, belum lama ini orang Yahudi ingin melempari Engkau sampai mati,” mereka mengingatkan Dia. “Apakah Engkau benar-benar ingin kembali ke sana?”
Yesus menjawab pertanyaan itu dengan gambaran yang bertolak belakang mengenai berjalan dalam terang dibandingkan dengan berjalan dalam kegelapan. Yesus menjelaskan bawa mereka yang berjalan selama hari masih terang tidak perlu kuatir tersandung karena mereka memiliki pengetahuan akan kehendak Tuhan untuk membimbing mereka, tetapi mereka yang berjalan ketika hari sudah gelap dengan pengertian mereka sendiri dan mengandalkan kekuatan sendiri cenderung akan terjatuh. Yesus mengerti akan maksud baik murid-murid-Nya namun sepanjang Ia berjalan dalam rencana Tuhan atas hidup-Nya, tidak ada hal buruk yang akan menimpa-Nya sampai tiba waktu bagi-Nya untuk disalibkan. Yesus tidak perlu mengkuatirkan musuh-musuh-Nya.
Tuhan telah memberikan kepada kita masing-masing tujuan dan tugas yang spesifik untuk menggenapi rencana-Nya. Selama kita melakukan yang terbaik yang kita bisa untuk mengikuti rencana-Nya dalam hidup kita, kita tidak perlu mengkuatirkan keselamatan kita. Tidak ada siapapun maupun apapun di bumi ini yang dapat menghalangi rencana Allah. Namun sangatlah berbahaya untuk meninggalkan kebenaran terang Tuhan dan menyusuri jalan dalam ketidaktaatan. Sangatlah bodoh untuk membiarkan diri kita dibimbing oleh standar dan saran dari dunia atau dengan pemahaman kita sendiri jika hal itu bertentangan dengan firman Tuhan. Hal itu sama saja dengan berjalan menyusuri jalan berbatu di malam yang gelap tanpa sumber cahaya untuk membimbing kita; hampir dipastikan kita akan tersandung dan jatuh.
Setiap kali kita menyimpang dari kehendak Tuhan, kita membuat diri kita rentan terhadap godaan, perangkap si jahat, tipu daya rohani, yang akan membawa kita membuat pilihan yang tidak bijaksana dan berujung pada konsekuensi yang serius. Satu-satunya tempat paling aman adalah berada di pusat kehendak Allah bagi hidup kita. Selama kita mengikuti kemana Dia memimpin, kita akan dilindungi – bahkan dalam pandangan manusia sebagai situasi yang mengancam dan berbahaya. Dengan setiap keputusan dan tindakan kita dalam ketaatan kepada Allah, akan membebaskan kita dari rasa takut akan kesejahteraan dan kselamatan kita. Kita mungkin harus berjalan melalui beberapa lembah kegelapan di dalam perjalanan hidup kita, namun bahkan dalam bayangan maut kita akan aman karena mengetahui bahwa kita tidak pernah berjalan sendirian. Terang dunia selalu ada bersama dengan kita dalam segala langkah hidup kita.
Tanyakan kepada diri Anda: Apakah Anda berjalan dalam keselamatan kehendak Allah bagi hidup Anda, atau Anda telah menyimpang dari jalan perintah-Nya?