Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 7; Matius 7; 2 Raja-Raja 5-6
Tidak ada seorang pun yang suka jika dirinya disebut lemah. Semua orang ingin menjadi kuat. Waktu kita kuat (memiliki kapasitas yang besar), kita dapat melakukan banyak hal, mulai dari jalan-jalan, angkat-angkat, lompat-lompat, apalagi main futsal. Tapi kalau badan kita lemah (memiliki kapasitas yang kecil), kita tidak bisa melakukan banyak hal yang membutuhkan banyak energi. Bayangkan orang sakit yang terbaring lemah, terkulai dan tak berdaya. Kita tidak mungkin bisa meminta pertolongan kepada orang-orang seperti itu bukan?
Ada berbagai macam cara untuk menjadi kuat. Dalam teks bahasa Inggris (NIV), ayat di atas berbunyi demikian: ‘Jonathan grew powerful because he walked steadfastly before the LORD his GOD'. Kunci yang membuat Yotam menjadi kuat adalah karena ia berjalan dengan setia terhadap Tuhan, Allahnya. Kesetiaan akan membuat Anda menjadi kuat. Kesetiaan kita terhadap Tuhan dan firman-Nya akan membuat kita menjadi kuat. Ingat, kesetiaan merupakan cara kita menikmati kesetiaan Tuhan di dalam hidup kita.
Yeremia 1:19 mengatakan, ‘Mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan egkau, demikianlah firman Tuhan'. Kita kuat karena kita melekat (menempel) dengan Tuhan yang kuat, seperti sebatang lidi menempel pada sebatang besi. Itulah arti kata ‘menyertai'.
Dengan begitu kita, orang-orang yang terus-menerus menempel dengan Tuhan merupakan orang-orang yang tidak dapat dikalahkan. Telah terbukti, banyak orang yang kaya, memiliki popularitas dan kekuasaan, tetapi mudah dikalahkan oleh hawa nafsu, kekecewaan, ketakutan dan keputusasaan. Popularitas, kekayaan dan kekuasaan bersifat sementara. Kita bisa kehilangan segalanya dalam hitungan menit, atau bahkan detik. Namun, kita tidak akan pernah bisa kehilangan Tuhan Yesus kecuali jika kita yang meninggalkan Tuhan.
Seperti apa yang tertulis di dalam Roma 8:35, ‘Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?'.
Mengandalkan kekuatan sendiri sama halnya dengan membuang air di dalam gelas ketika Anda sedang dahaga. Tanpa Tuhan apapun yang Anda lakukan sia-sia.
Sumber : Ps. Ferry Felani, S.Th. Pastor of City Gate Apostolic Community