Tinggal Dalam Tuhan, Sumber Hidup yang Berbuah
Kalangan Sendiri

Tinggal Dalam Tuhan, Sumber Hidup yang Berbuah

Lori Official Writer
      99

Apa kabar hari ini? Apakah hatimu dipenuhi sukacita saat memulai hari ini? Mari kita merenung bersama tentang bagaimana penyembahan yang sejati membawa kita pada hidup yang menghasilkan buah.

 

Ayat Renungan: Galatia 5: 22-23“Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”

 

Tahukah Anda bahwa semakin kita memupuk keintiman dengan Tuhan, semakin kita bertumbuh dan menghasilkan buah. Kenapa? Karena Roh Tuhan yang bekerja di dalam kita membentuk karakter kita menjadi semakin serupa dengan Dia. 

Galatia 5: 22-23 menyampaikan kepada kita bahwa buah dari persekutuan kita dengan Tuhan adalah “kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri." Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Buah ini bisa dirasakan orang lain melalui cara hidup kita setiap hari. Bagaimana kita menjadi orang yang sabar, orang yang bersukacita, atau setia. Ini terlihat dari respons-respons kita terhadap orang lain. Kita mungkin tidak dapat mengendalikan perasaan kita, tetapi kita bisa mengendalikan tindakan dan respons kita. Inilah hasil dari pertumbuhan kita di dalam Tuhan. 

Daud menyampaikan bagaimana orang yang membangun hubungan di dalam Tuhan, hidupnya akan terus bertunas seperti Pohon Korma. Mereka tidak akan pernah menjadi orang yang sama seperti dulu, sebaliknya hidup menghasilkan buah-buah kebenaran. 

“Orang benar akan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon; mereka yang ditanam di bait TUHAN akan bertunas di pelataran Allah kita. Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.” (Mazmur 92: 12-15)

Demikian juga dalam Mazmur 1:1-3, orang benar digambarkan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air—yang tidak layu daunnya dan apa saja yang diperbuatnya berhasil.

Air kehidupan itu tak lain adalah hadirat Allah sendiri. Ketika kita menyembah, berdoa, dan merenungkan Firman-Nya, kita sedang menanam akar iman kita dalam tanah yang subur. Tanpa penyembahan, hidup kita akan layu dan kering secara rohani. Tetapi ketika kita tekun dalam hadirat-Nya, hidup kita akan menghasilkan buah yang memberkati orang lain dan memuliakan Tuhan.

Sudahkah penyembahan menjadi nafas hidup kita setiap hari? Atau kita mulai menjauhi keintiman dengan Tuhan?

Mari kembali berakar dalam Kristus, pokok anggur yang sejati. Biarlah hidup kita tidak hanya sekadar bertumbuh, tetapi juga berbuah—menyatakan kasih, kebaikan, dan kebenaran-Nya bagi dunia ini.

Ikuti Kami