Di dekat rumah kami ada sebuah lapangan golf. Saat berdiri di halaman belakang, saya melihat kolam yang seolah-olah tak sabar menunggu pukulan meleset saya berikutnya. Sering kali saya membayangkan sandtraps (lubang berisi pasir dalam permainan golf) dan pepohonan mengejek permainan saya yang jelek.
Saya menceritakan permainan golf ini dengan perasaan campur aduk. Sesekali saya suka bermain golf. Namun tinggal berdekatan dengan lapangan golf selalu mengingatkan saya akan kesalahan-kesalahan yang saya buat saat bermain golf. Itulah tidak enaknya.
Masalah yang sama dapat timbul dalam pernikahan. Terkadang suami-istri melupakan harapan dan mimpi yang pernah saling mereka bagikan. Maka kehadiran pasangan hanya menjadi sumber gangguan, pengingat berbagai kesalahan, dan kekecewaan di masa lalu.
Ketika Rasul Paulus menulis surat kepada jemaat Efesus, ia meminta agar para suami dan istri mengarahkan pikiran mereka pada hubungan mereka dengan Anak Allah [kitab]efesu5:22,33[/kitab]. Di dalam Dia kita menemukan kasih yang tak berkesudahan dan pengampunan bagi kegagalan kita. Di dalam Dia kita menemukan Pribadi yang suka melupakan hal-hal yang paling buruk dalam diri kita dan memberikan yang terbaik. Dia mengingatkan kita, bukan pada kekalahan kita, tetapi pada apa yang belum kita capai.
Bapa, ampuni kami yang hanya memusatkan perhatian pada kekurangan dan kesalahan kami, dan bukan pada kasih Putra-Mu Yesus Kristus. Bantulah kami untuk kembali mengasihi pasangan kami dalam terang kasih Tuhan yang besar.
Pernikahan mungkin ditentukan di surga, tetapi harus dijalankan di surga.
Demi kenyamanan Anda selama mengakses Jawaban.com, kami menggunakan cookie untuk memastikan situs web kami berfungsi dengan lancar serta memberikan konten dan fitur yang relevan untuk Anda, dan meningkatkan pengalaman Anda di situs web kami. Data Anda tidak akan pernah diperjualbelikan atau digunakan untuk keperluan pemasaran. Anda dapat memilih untuk Setuju atau Batalkan terhadap penggunaan cookie dalam situs web ini. Learn more