Selamat pagi saudara terkasih. Pagi ini kita kembali lagi dengan topik yang baru bagaimana kita meraih janji Tuhan yang sudah di depan mata.
Ayat Renungan: Ulangan 28: 1 – “Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.”
Di dataran Moab di tepi Sungai Yordan, orang-orang Israel hampir memasuki tanah yang dijanjikan Allah kepada mereka. Karena itu Musa mengingatkan mereka untuk tidak mengulangi kesalahan generasi sebelumnya karena ketidaktaatan mereka. Ia mengajak bangsa ini untuk mengingat perbuatan-perbuatan Allah atas mereka dan percaya pada janji-Nya.
Kalau kita baca pasal selanjutnya kitab Ulangan, masa hidup Musa sudah semakin dekat. Karena itu, dia mempersiapkan segala sesuatunya agar bangsa Israel melakukan seperti apa yang Tuhan perintahkan.
Namun sebagai orang asing dan tidak persis bisa melihat kekayaan Tanah Perjanjian yang dijanjikan Tuhan, bangsa Israel masih terus dipenuhi keraguan. Mereka selalu mempertanyakan bagaimana akhir dari perjalanan itu.
Tentu saja, sebagai manusia, kita sangat peduli dengan hidup dan masa depan kita. Sehingga kita mulai berpikir kalau setiap rasa sakit, penderitaan, kesulitan dan penderitaan adalah perbuatan Tuhan. Itulah kebohongan terbesar yang sering kita percayai.
Tetapi sebenarnya, dibalik dari semua masa-masa menyakitkan itu, Tuhan mau menuntun kita ke dalam berkat kehidupan yang tak ternilai. Bayangkan bahwa akan ada skenario yang berbeda saat bangsa Israel memilih percaya kepada Tuhan di detik-detik terakhir.
Ulangan 28: 1 menyampaikan, “Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka TUHAN, Allahmu, akan mengangkat engkau di atas segala bangsa di bumi.” Perintah ini adalah kunci untuk setiap kita bisa memperoleh janji-janji Tuhan. Ini bukan hanya sekadar perintah, tetapi sesuatu yang harus kita hidupi. Sehingga kita tidak hanya berdiri menatap indahnya janji itu, melainkan ikut memasuki dan mendiaminya.
Momen Refleksi:
1. Apa bagian hidup Anda yang tampaknya tidak sesuai dengan harapan Anda? Apakah Anda komplain akan keadaan itu atau memilih untuk mau dipimpin Tuhan melaluinya?