Kolose 3:14-15
Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.
Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 42; Kisah Para Rasul 14; Keluaran 33-34
Salah satu keunikan kekristenan menurut saya adalah ajaran Kristen yang bersifat komunal. Orang Kristen bukan “penyendiri”. Paulus sendiri menentang orang-orang tertentu yang sengaja menyendiri dan menjauhkan diri dari kehidupan nyata (2:12-23). Dengan kata lain hubungan relasi yang horizontal juga mempunyai peran yang penting, atau justru dalam kehidupan berkelompok ini iman dipraktikan.
Masalahnya tentu saja ini bukan hal yang mudah, mengingat dalam kehidupan berkelompok bukan hanya 1 jenis yang tersedia, tetapi beragam perbedaan bisa muncul seperti berbeda dalam suku, budaya, pola pikir hingga ras.
Bagaimana agar tetap bersatu dalam keberagaman ini?
Kasih Kristus adalah jawaban yang sempurna untuk kita bisa bersatu. Ungkapan di ayat 14 “pengikat kesempurnaan” sebagai bukti bahwa kasih manusia tidak akan cukup untuk menciptakan keharmonisan atau kesatuan yang sempurna. Kasih manusia seringkali terbatas oleh waktu, rasa kecewa dan ketidaksempurnaan setiap orang. Tetapi bukan berarti manusia tidak bisa hidup dalam persatuan. Kita tidak bisa menjadikan hal ini sebagai alasan. Sebaliknya kasih manusia yang tidak sempurna ini harus terus menerus diikat oleh Kasih Kristus yang sempurna.
Hari ini, maukah kita mengejar kasih Tuhan agar kita dimampukan untuk mengasihi orang lain? Maukah kita menempatkan Kristus sebagai pusat dan elemen yang penting dalam kehidupan bersama orang lain?