Memahami Hati Tuhan yang Memanggil Kita Kembali Kepada-Nya
Kalangan Sendiri

Memahami Hati Tuhan yang Memanggil Kita Kembali Kepada-Nya

Dwi Agus Priono Contributor
      2710

Hosea 2:13

“Sebab itu, sesungguhnya, Aku ini akan membujuk dia. Dan membawa dia ke padang gurun, dan berbicara menenangkan hatinya.”

 

Bacaan setahun : Mazmur 118; 1 Yohanes 2; Yehezkiel 42-43

Hosea adalah seorang nabi Tuhan yang menikahi Gomer, seorang perempuan sundal yang tidak setia. Tindakan Hosea ini atas petunjuk Tuhan. Walaupun Gomer mendapatkan kasih sayang dari Hosea, Gomer meninggalkan Hosea dan berlaku tidak setia. Dalam keadaan seperti itu, Tuhan meminta Hosea untuk membujuk Gomer agar mau kembali hidup bersamanya. Tuhan memakai kisah Hosea dan Gomer ini untuk menggambarkan tentang kesetiaan Tuhan di tengah ketidaksetiaan umat-Nya.

Gomer menggambarkan umat Allah yang sering tidak setia kepada Tuhan. Manusia sering melupakan Tuhan dan berlaku tidak setia. Dalam keadaan berkecukupan, kita sering berpikir bahwa itu adalah karena kemampuan kita. Dalam keadaan sulit, kita berpikir Tuhan tidak mengasihi kita. Bahkan sekalipun Tuhan selalu berbuat baik, kita sering melupakannya. Kita lebih mengandalkan kekuatan kita sendiri, alih-alih bergantung sepenuh kepada Tuhan.

Bagian firman Tuhan yang kita renungkan hari ini menyatakan betapa Tuhan terus-menerus berusaha untuk membawa kita kembali kepada-Nya. “Aku akan membujuk dia” adalah ungkapan hati Tuhan bagi umat-Nya yang merindukan kita kembali kepada-Nya. Kembali menikmati persekutuan yang erat dalam kasih-Nya. Benarlah perkataan ini, jika kita tidak setia, Dia tetap setia, karena Dia tidak dapat menyangkal diri-Nya” (2 Tim 2:13).

 

Sahabat, jika mengerti betapa Tuhan mengasihi kita dan merindukan kita untuk kembali kepada-Nya, masakan kita akan mengabaikannya, dan terus mengikuti keinginan kita sendiri? Saya percaya bahwa kesetiaan Tuhan akan mendorong kita untuk berusaha setia kepada-Nya. Jangan biarkan Tuhan “bertepuk sebelah tangan”.

Ikuti Kami