Seekor Kuda yang Bernama Harapan
Kalangan Sendiri

Seekor Kuda yang Bernama Harapan

Budhi Marpaung Official Writer
      11335
Bilangan 23:19

“Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?”

Bacaan Alkitab Setahun: [kitab]mazmu123[/kitab]; [kitab]yudas1[/kitab]; [kitab]yerem48-49[/kitab]

Bagi kita yang menonton Superbowl 2013, mungkin ingat iklan dengan anak kuda berjenis Clydesdale. Cerita itu tentang seorang pria yang membesarkan seekor anak kuda. Dia memberikan makanan lewat botol, tidur dengan anak kuda ketika menjadi sakit, dan bermain dan dilatihnya. Pria dan kuda muda itu akhirnya memiliki jalinan ikatan yang begitu kuat. Lalu suatu hari sebuah truk perusahaan datang dan mengambil kuda itu. Pria itu pun kehilangan temannya.

Tiga tahun kemudian orang itu pergi ke parade dan melintaslah kuda Clydesdales. Kuda itu pun melihat sang pria dan segera setelah bebas dari keretanya dan tagihan-tagihan yang mungkin dibebankan kepada sang pria tersebut, manusia dan kudanya pun akhirnya bersatu kembali. Pihak perusahaan tersebut meminta orang-orang untuk membantu memberikan nama kepada anak kuda ini. Setelah lebih dari 60.000 tweet dan komentar di Facebook, "Harapan" adalah salah satu nama yang paling populer; sehingga kuda itu pun diberi nama Harapan.

Kisah nyata di atas menunjukkan kepada sebuah kesadaran sederhana dan nyata bahwa manusia mencari harapan. Disadari atau tidak oleh mereka, “Harapan” adalah jeritan hati dari mereka yang mengajukan nama kepada anak kuda tersebut.

Sebuah hal-hal negatif yang disuarakan secara terus menerus menghancurkan semangat manusia. Orang kehilangan atau telah kehilangan harapan. Kita bisa melihat ini di kata-kata yang sering kita dengar, "Saya tidak peduli", "Apa gunanya", "Tidak ada yang akan pernah berubah" mencengkeram dunia kita saat ini. Orang menyerah, kehilangan iman dan kehilangan harapan. Beberapa membunuh diri sendiri, keluarga dan orang lain karena mereka tidak melihat ada harapan untuk masa depan.

Kita sebagai orang percaya juga bisa kehilangan harapan. Saya telah kehilangan harapan dari waktu ke waktu. Ada saat-saat dalam hidup saya ketika keadaan hidup menyebabkan saya untuk mengatakan, "Apa gunanya? Saya menyerah. Tidak ada yang akan berubah." Dan ya saya berdoa, "Tuhan, bawa saya pulang." Ini terjadi di dalam hidup saya ketika saya kehilangan pandangan Allah dan membiarkan keadaan menarik saya dari hubungan dengan Tuhan.

Tapi, harapan itu sungguh ada! Alkitab menyatakan, “Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera  dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.” Roma 15:13

Allah yang kita sembah adalah Allah Pengharapan. Dia ingin setiap kita berharap di dalam Dia. Banyak yang mengatakan, "Saya telah dibohongi berkali-kali. Janji tidak dapat ditepati. Mengapa saya harus berharap? Mengapa saya harus percaya?" Allah bukan manusia dan tidak berbohong, Dia menepati janji-Nya.

“Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?” Bilangan 23:19

“dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal  yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta.” Titus 1:2

Kita sebagai orang percaya harus terus menempatkan harapan kita kepada Tuhan, Bapa kita, terlepas dari keadaan yang kita lihat di sekitar kita. Hal ini tidak selalu mudah, tetapi kita harus mengatur pikiran dan hati kita pada-Nya. Jika Anda percaya pada waktu-Nya dan bahwa Allah mengasihi Anda, serta memegang janji-Nya, Dia akan memulihkan harapan Anda.

Bagaimana dengan mereka yang hidup di dunia dan tidak tahu kebenaran ini? Mereka tidak mengerti bahwa Allah mengasihi mereka, bahwa Dia adalah Harapan dan bahwa Ia menepati janji-janji-Nya. Kita, sebagai orang percaya yang mengetahui kebenaran ini memiliki tanggung jawab untuk memberitahu orang-orang yang putus asa, bahwa "Harapan itu ada." Kita harus mau di kali ini untuk berdiri dan mengatakan, "Harapan itu ada dan harapan tersebut ada dalam Yesus Kristus."

Harapan ini bukan hanya untuk orang-orang yang manis (baik) dan ketika kita semua masuk surga; tetapi juga untuk orang-orang yang jahat yang sekarang ada di dunia ini. Tuhan adalah Harapan dan Dia bersedia memberikan diri-Nya kepada Anda jika Anda bersedia untuk menerima-Nya. Richard Splanger

Hanya Pengharapan di dalam Tuhan lah yang Tidak Mengecewakan.

Ikuti Kami