Masa Persiapan
Kalangan Sendiri

Masa Persiapan

daniel.tanamal Official Writer
      4816

Lukas 14:28

"Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu?"

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 11; Wahyu 17; Maleakhi 1-2

Bagi penggemar tanaman atau yang memiliki hobi bercocok tanam, pastinya sering dijengkelkan dengan binatang yang bernama ulat. Ulat adalah salah satu binatang yang sangat rakus dalam melahap hijaunya dedaunan. Kecewa dan marah pastinya jika mendapati tanaman kesayangan kita telah habis dedaunannya dan hanya tinggal ranting-rantingnya saja, usaha kita terasa sia-sia karena ulah sang ulat.

Namun, jika melihat akibat yang dihasilkan maka dapat dikatakan bahwa ulat adalah binatang ‘pekerja keras’. Sangat mengesankan, seperti dikejar deadline ulat dapat menggundulkan tanaman dalam waktu yang relatif singkat. Ulat seakan tidak memiliki waktu luang dan tidak ingin membuang waktu sedikit pun.

Waktu yang tersedia adalah waktu yang sangat berharga bagi ulat untuk menggemukkan badan sebagai persiapan menuju sebuah keadaan dimana diperlukan energi yang besar, yaitu masa kepompong. Masa kepompong adalah masa kritis bagi ulat, dimana ulat akan hidup terkurung tanpa makanan dan minuman.

Ulat hanyalah binatang, yang secara naluri mempersiapkan dirinya menghadapi masa krisis. Berbeda jauh dengan manusia yang diciptakan memiliki akal, yang memungkinkan manusia untuk berpikir. Dengan berpikir, manusia memiliki pola pandang yang jauh ke depan dan mampu membuat perencanaan yang lebih baik.

Namun, sering kali kita terlena dengan situasi aman, sehingga membuat kita tidak siap untuk menghadapi situasi sulit. Kitab Pengkhotbah mengatakan bahwa segala sesuatu ada waktunya. Kehidupan kita tidak pernah luput dari masa-masa yang menyenangkan, yang kemudian akan digantikan dengan masa-masa sulit, sebab ini adalah sebuah kepastian.

Untuk itu, kitab Amsal mengatakan agar kita bijaksana melihat ke depan dan membuat rencana-rencana. Sebab ada beberapa orang memulai kehidupannya dengan baik, tetapi berakhir buruk karena tidak berencana untuk menghadapi situasi sulit. Perihal ini, kita dapat belajar dari Yosafat. Yosafat adalah seorang raja Yehuda yang bijaksana, karena ia hidup dekat dengan Tuhan.

Di awal pemerintahannya, ia langsung memperkuat kerajaannya dengan menempatkan tentara di semua kota yang berkubu di Yehuda dan pasukan-pasukan pendudukan di tanah Yehuda serta di kota-kota Efraim yang direbut oleh Asa, ayahnya. Selain itu, ia juga membangun benteng-benteng dan kota-kota perbekalan di seluruh tanah Yehuda. Hal ini dilakukannya, untuk melindungi seluruh wilayah kerajaan Yehuda dari serangan musuh, karena ia tahu betul bahwa suatu ketika peperangan pasti terjadi.

Sebagai orang percaya sudah seharusnya kita hidup dengan bijaksana. Dengan bijaksana, kita dapat membuat perencanaan untuk masa depan kita dan strategi untuk mengantisipasi masa-masa sulit yang pastinya akan kita lewati. Kebijaksanaan itu sendiri hanya dapat kita peroleh ketika kita hidup dekat dengan Tuhan.

Ikuti Kami