Bacaan Alkitab setahun: Amsal 28; Kolose 1; 2 Tawarikh 14-15
Seberapa dalam masyarakat akan tenggelam ketika manusia menolak kebenaran Tuhan dan mencoba untuk hidup dengan standar mereka sendiri? Kitab Hakim-Hakim membawa kita melewati masa-masa gelap dalam sejarah Israel (baca Hakim-Hakim 20:1-14). Bagaimana kejahatan luar biasa yang terjadi di antara mereka menyebabkan perang saudara di antara suku-suku Israel dan pemusnahan suku bangsa di antara mereka.
Semuanya berawal ketika orang Israel melanggar perintah Tuhan yang mana mereka telah bersumpah untuk menegakkannya. Mereka menikah dengan orang kafir di sekitar mereka dan menyembah dewa-dewa orang Kanaan. Sampai akhirnya terjadilah kisah bagaimana gundik dari seorang Lewi yang bermalam di Gibea disiksa oleh para pria tidak bermoral di kota itu sampai mati. Betapa tidak bermoral dan besarnya dosa kejahatan yang terjadi atas orang Israel dan membuat rakyat marah. “Bagaimana mungkin suatu hal yang jahat terjadi di antara kamu?” tanya mereka.
Ketika orang menolak standar Tuhan, mereka mulai masuk ke dalam lingkaran dosa dan mengalami penurunan moral. Proses ini terjadi secara bertahap dan tidak disadari pada awalnya, namun satu kompromi akan dosa mengarah pada kompromi dosa yang lain. Akhirnya budaya dosa itu begitu mengental dalam kehidupan mereka sehingga dibutuhkan suatu kengerian yang membuat mereka bertanya-tanya, “Bagaimana mungkin suatu hal yang jahat terjadi di antara kita?”
Kitab Hakim-Hakim melukiskan gambaran yang menyedihkan dari apa yang dapat terjadi ketika terjadi budaya memberontak terhadap otoritas Allah. Ketika orang-orang menolak standar Allah, hasilnya adalah peningkatan imoralitas dan kekacauan. Hakim-hakim menjelaskan banyak mengenai apa yang kita lihat terjadi di dunia kita saat ini. Hal ini juga menjadi sebuah peringatan pribadi bagaimana pikiran kita bisa menjadi gelap ketika kita menukar perintah Tuhan yang jelas mengenai moralitas dengan pemikiran kita sendiri.
Sangatlah berbahaya mengandalkan pemikiran dan penilaian kita sendiri yang tidak berdasar pada Firman. Pikiran dan emosi kita mudah tertipu. Pemikiran kita dikaburkan begitu rupa sehingga kita sulit untuk mengenali kejahatan. Betapa hidup kita (dan juga lingkungan di mana kita hidup) akan menjadi lebih baik ketika kita memilih untuk dikuasai oleh Allah dan bukan oleh pikiran kita yang menipu.
Keputusan Anda untuk tidak berkompromi akan dosa berdampak besar pada lingkungan di mana Anda hidup. Jadilah terang dalam kegelapan.