Berita Buruk
Kalangan Sendiri

Berita Buruk

Puji Astuti Official Writer
      5091

Ayub 1:20-22

Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 83; Roma 11; Ulangan 13-14

Apa respon Anda ketika Anda mendengar suatu berita buruk atau bahkan sesuatu yang sangat buruk menimpa Anda? Marah? Sedih? Menangis? Atau mungkin kombinasi dari ketiga hal itu? Ya, itu adalah reaksi yang manusiawi ketika kita mendengar sesuatu yang buruk atau kita mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan. Tapi apakah hal itu benar? Mari kita lihat respon Ayub ketika ia mengalami hal buruk.

Dihari yang sama, Ayub mendapatkan beberapa kabar beruntun yang tidak pernah ia bayangkan dapat terjadi dalam hidupnya:

  1. Semua lembu, sapi dan keledai-keledainya dirampas oleh orang-orang Syeba, tidak hanya itu semua penjaganya di bunuh. Hanya satu yang berhasil selamat, yang menyampaikan berita ini kepada Ayub.

  2. Orang-orang Kasdim menyerang di hari yang sama dan merebut semua unta-untanya, dan juga semua hambanya yang menjaga unta-unta tersebut dibunuh. Hanya satu yang selamat dan memberitahukan kabar menyedihkan itu.

  3. Tidak berhenti disana, seorang hamba datang dan memberitahukan kabar duka, semua anak laki-laki dan perempuan Ayub tewas karena angin ribut. Lagi, hanya ada satu hamba yang selamat dari rumah anaknya yang sulung tempat anak-anaknya sedang berkumpul.

Apa yang dilakukan Ayub setelah mendengar semua itu sungguh mengagumkan. Dia tidak marah-marah, berteriak ataupun menangis. Memang Ayub mengambil sikap berkabung dengan mengoyakkan jubahnya dan mencukur kepalanya, tapi kemudian dia sujud dan menyembah Tuhan. Sujud dalam ayat diatas adalah jatuh meniarap, menunduk dan menyembah. Ayub menyatakan penghormatan pada Tuhan tanpa sedikitpun kata-kata hujatan atau kecewa keluar dari mulutnya. Ia tetap memuji dan meninggikan Tuhan. Anda tahu satu-satunya pribadi yang memaki dan menghujat Tuhan saat itu? Si Jahat, iblis, dia pasti sangat marah melihat respon Ayub saat itu karena tidak berhasil membuat Ayub melakukan sesuatu yang tercela sekalipun segala milik Ayub telah di ambilnya.

Bisakah kita bersikap seperti Ayub hari-hari ini? Tentu bisa. Seperti yang Ayub katakan, kita lahir telanjang dan pulang ke rumah Bapa dengan telanjang pula. Satu-satunya yang benar-benar kita miliki dalam hidup ini adalah Sang Pemberi Kehidupan itu sendiri. Jika kita memiliki kesadaran ini, maka dalam keadaan apapun asalkan kita memiliki Tuhan dalam hidup kita, kita akan masih dapat bersyukur.

Anda dapat kehilangan segala-galanya dalam hidup, namun asalkan Tuhan masih dalam hidup Anda, itu lebih dari cukup.

Ikuti Kami